Selasa, 02 September 2008

Jadi Ustaz Dadakan di Puskesmas Legenda Malaka Batam

Ditulis pada September 2, 2008 oleh imbalo
Sejatinya hanya mau mengambil fomulir pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji di Puskesmas Legenda Malaka Batam, sampai di Puskesmas dah hampir pukul 12 tengah hari, Puskesmas dah tutup tak menerima pasien lagi, ujar seorang perawat yang masih berdiri disitu, ”kebetulan pak kami ada pengajian nak menyambut ramadhan, lagi pula yang mengurus formulir yang pak minta dokter nya lagi pergi”. tambah perawat yang katanya suaminya polisi itu.

Karena aku tetap ngotot masih ada sekitar 5 lima menit lagi ke pukul 12 , perawat itu menelpon dokter yang berwenang memberikan formulir yang kuminta, dokter itu bernama dr. Solichin, tak lama setelah di telpon dia datang karena memang pun mau datang , mengikuti pengajian yang diadakan di puskesmas itu tadi. Kepala Puskesmasnya yang juga seorang dokter ada disitu, kepala Puskesmas adalah isteri dari dr Waskito, dr Waskito sendiri adalah Dirketur LP-POM MUI Batam , kebetulan pikir ku.

“Iya pak senin kan dah puasa, jadi menyambut puasa kami ngadakan pengajian” jawab dr Solichin menjelaskan tak lah setiap saat mereka mengadakan pengajian. “Tapi sekarang lagi nunggu ustaz nya belum lagi datang” timpal perawat yang menerima aku tadi. “Ustaz nya dari mana” tanyaku. “dari Hang FM” jelas perawat yang masih tetap berdiri mendampingi dokter yang sedang memilah-milah formulir yang akan diberikan kepadaku. “Ya sudah sembari nunggu ustaz yang asli datang bagaimana kalau saya isi ? tawar ku kepada dokter Solichin, tapi kasih tahu dulu dengan bu dokter kepala Puskesmas kataku, jadilah aku ustaz dadakan mengisi acara sembari menunggu ustaz dari Hang FM datang.

PUSKESMAS, KUA DAN UU PK NO 8 TAHUN 1999

Puskesmas sebenarnya menjadi ujung tombak dari sosialisasi Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UU PK) nomor 8 tahun 1999 , karena disitu tempat nya paramedis, mereka langsung bertemu dengan masyarakat dan mengetahui keadaan masyarakat dan dapat menjelaskan kepada masyarakat terutama tentang kesehatan, makanan yang di konsumsi nya apakah sudah benar - benar hygenis, dan layak di makan.

Di Batam jelasku, ada 12 kecamatan , paling tidak ada 12 Puskesmas dan 12 Kantor Urusan Agama (KUA), karena dari Yayasan Lembaga Konsumen Muslim (YLKM), selaku LPKSM ini adalah kesempatan ku menjelaskan kepada dokter dan paramedis yang hadir di pengajian itu, sebagai muslim kita harus peduli terhadap makanan dan minuman yang kita konsumsi tidak hanya makanan dan minuman tetapi juga kosmetik yang kita pakai juga jelasku karena kulihat hampir sebagian besar yang hadir adalah wanita, yang kesemuanya memakai make up, kalau semua petugas di Puskesmas ikut menjelas kan kepada masyarakat bahwa makanan dan minuman yang dikonsumsi nya tidak hanya baik, tetapi juga hrus halal, karena memang tuntutan agama.

Yang mengetahu baik nya makanan itu dari segi kesehatan adalah orang yang memang mengerti tentang pangan , ya dokter salah satu nya, begitupun makanan yang layak dan boleh dikonsumsi apakah ada unsur yang tidak boleh dimakan sesuai dengan ajaran agama. Baik cara memotong , menyimpan, orang yang mengerti agama ya dari KUA.

Meskipun ada beberapa dokter yang hadir dalam pengajian di Puskesmas Legenda Malaka Batam itu, tak lah mereka tahu dimana ketidak halalan air minum dalam kemasan yang kebetulan ada di atas meja yang telah terhidang disitu, arang aktif sebagai filter untuk menyaring air dalam kemasan itu bisa jadi dari arang tulang binatang, kalau tulang nya dari babi, nah disitulah ketidak halalan air tadi jelas ku. Kalau arang untuk penyaring dari batok kelapa, ya tidak masaalah, nah siapa yang akan mengecek itu dan menjelaskannya kepada masyarakat ? tanyaku.

Silih berganti para medis yang hadir disitu mengajukan pertanyaan, termasuk pertanyaan tentang restoran seafood yang ramai di Batam dan salah satu yang paling terkenal paling laris paling banyak dikunjungi orang2 muslim, tapi tak mendapat sertifikat halal, ya karena sebelum makanan itu di masak terlebih dahulu di rendam dalam arak untuk menghilangkan rasa amis nya, dan bisa jadi saus yang dipergunakan, seperti angciau, bukan dari bahan yang halal. Jadi bukan karena unsur babi nya saja, tapi makanan itu telah dicampur dengan khamar.

Eeeeee ternyata sang ustaz sudah menunggu sedari tadi di luar, tak terasa belum semua pertanyaan diajukan dan dijawab, lain kali di sambung, dihari dan waktu yang di khusukan membahas Halalan dan Toyiban. Terimakasih dr Solichin.

Tidak ada komentar: