Tampilkan postingan dengan label etika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label etika. Tampilkan semua postingan

Kamis, 29 Januari 2009

Young Muslim Association of Thailand (YMAT)


Young Muslim Association of Thailand (YMAT), Pertubuhan Pemuda Muslim Thailand, sejak 20 hingga 26 Januari 2009 rombongan YMAT ini berada di Indonesia, di Jakarta rombongan sejumlah 34 orang ini di terima Pimpinan Pusat Muhammdiyah. Meskipun menamakan rombongan pemuda tetapi tidak semua yang turut dalam rombongan tersebut masih muda usianya , lebih separoh dari peserta berusia di atas 50.

Enam bulan yang lalu rencana kedatangan ke Indonesia ini telah di gagas mereka, ustaz Daud Jaru seorang simpatisan Muhammadiyah Thailand mengabarkan hal itu. Daud Jaru beberapa kali datang ke Indonesia, seperti dalam kesempatan menghadiri Muktamar Muhammadiyah. Ketua Rombongan adalah Nick Naseer Presiden YMAT saat ini, "Pebruari 2009 depan saya tak menjabat presiden YMAT lagi" ujar Nick Naseer, Undang Undang di Thailand membatasi usia pemuda yang berkiprah di organisai pemuda sebatas 40 tahun saja usia nya , sama dengan di Indonesia.

Dan tidak semua pula rombongan itu anggota YMAT, tetapi hampir semua nya adalah pengelola pondok pesantern di Thailand terutama di Thailand bagian selatan di 4 provinsi yang sekarang sedang bergolak ingin memisahkan diri.

Kenapa ke PP Muhammadiyah? Mungkin hal ini tak lepas dari peranan Ketua PP Muhammadiyah Prof. Din Syamsudin, Din Syamsudin saat bertemu dengan mantan Perdana Menteri Samak di Bangkok membicarakan peranan pendidikan dalam kesatuan bangsa.

Di dalam rombongan ke 34 orang dari Thailand itu terdapat 3 orang peserta dari Kerajaan Thai, seorang wanita dan 2 orang pria, terlihat peserta lain nya agak berhati - hati berbicara malah terdiam apabila menyangkut kebijakan Pemerintahan Thailand yang di terapkan di Thailand Selatan (Patani, Yala, Naratiwat) sedang dibicarakan, ketika salah seorang dari perwakilan kerajaan Thailand itu mendekat.

Di Thailand Selatan ratusan pondok pesantern berdiri, pondok - pondok ini mengajarkan dan berbahasa melayu, itu lah sebabnya hampir semua peserta yang datang itu dapat berbahasa melayu. Kecuali hanya seorang saja dari mereka tidak bisa berbahasa melayu, yaitu wanita tadi keturunan pakistan yang bekerja di kementrian luar negeri.

Seluruh pembiayan mereka adalah di tanggung oleh kerajaan Thailand, "tak payah nak tidur di masjid " tulis Daud Jaruh sembari menjelaskan bahwa perjalanan study banding pondok pesanteren terutama di Thailand Selatan ini dengan yang ada di Indonesia di fasilitasi oleh kerajaan pusat.

Adalah hal biasa dan lumrah bagi pengasuh pondok dan penggiat dakwah tidur dan bermalam di masjid.

Posting lain tentang YMAT
The Young Muslim Association of Thailand (YMAT) bergabung dengan pasukan pengacara dari beberapa negara-negara ASEAN untuk mengatur "ASEAN Association of Muslim Lawyers" pada pertemuan terakhir di Malaysia. Asosiasi yang ditujukan untuk memberikan bantuan hukum kepada orang-orang yang menghadap ketidakadilan, khususnya di bagian selatan perbatasan propinsi di Thailand.

Pertemuan ini diadakan di bawah topik "Lawyers dan Hak Asasi Manusia Kasus di Wilayah Asia Tenggara," sebagai bagian dari kerjasama antara YMAT dan Southern Border Provinces Administrative Center (SBPAC), dengan dukungan finansial dari Departemen Luar Negeri dan the Muslim Lawyers Pusat Malaysia.

Bapak Abdul Aziz Kadae-in, Kepala Bagian YMAT Hak Asasi Manusia dan Ketua Koordinator Proyek, mengatakan bahwa pertemuan merupakan salah satu dari beberapa proyek untuk mengembangkan ide dan meningkatkan kreativitas pada saat krisis. J-10 anggota tim Indonesia yang terdiri dari pengacara dari Pattani, Narathiwat, dan Yala, pengacara hak asasi manusia, YMAT pekerja, dan pejabat dari Departemen Luar Negeri.

Peserta lainnya dan pengacara hak asasi manusia kampanye dari Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, dan Filipina. Orang-orang di Thailand ditemukan delegasi pertemuan sangat informatif, dengan pengacara dari wilayah konflik, seperti Aceh dan Mindanao, recounting pengalaman mereka dalam lama berjuang untuk hak asasi manusia.

Peserta sepakat untuk meniru dekat hubungan di antara mereka, dengan pembukaan "ASEAN Association of Muslim Lawyers" untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dan menjaga informasi anggota. Sekretariat Asosiasi akan berada di Kuala Lumpur, Malaysia, dan anggota akan bertemu setiap tiga bulan.

Thailand akan diwakili oleh Bapak Ali Adilan-ISHA, seorang pengacara, Bapak Abdul Aziz Kadae-in, seorang pengacara hak asasi manusia, dan Ibu Pornpen Kongkajornkiat, lain hak asasi manusia pekerja dari Cross Cultural Foundation.

Langsung kontak dan koordinasi antara dekat pengacara di daerah konflik adalah tanda-tanda baik untuk perdamaian di seluruh wilayah ASEAN.

Di kutip dan di translate dari http://thailand.prd.go.th/southern_situation/view_south.php?id=4028

Selasa, 27 Januari 2009

Pusat Dakwah Muhammadiyah Asean di Batam



Pusat Dakwah Muhammadiyah Asean, sejak di tubuhkan tahun 1996 nyaris tak ada kegiatan, di awal reformasi di Indonesia tokoh tokoh Muhammadiyah banyak yang berkiprah di politik, terakhir tahun 2004 di Pulau Pinang Malaysia di bentuk kepengurusan Muhammadiyah Asean, kala itu di tunjuk sebagai setia usaha dari Singapura adalah Jamal Tukimin, dari Indonesia Suparjan dan dari Malaysia Abdul Wahab.

Memudahkan koordinasi, sekretariat tetap di Indonesia yaitu di Batam. Pertemuan di Hotel Malaysia Pulau Pinang dari Pimpinan pusat hadir Rusydi Hamka, Godwill Zubair, dari Batam hadir Imam Bachroni, Suparjan, Suparjan saat itu adalah Ketua Pimpinan Daerah Muhammdiyah (PDM) Batam, sementara tuan rumah Malaysia puluhan peserta yang hadir, demikian pula beberapa orang utusan dari Thailand, seperti Nick Naseer dan Roosdi hadir di pertemuan itu.


Dua belas tahun sejak pertemuan itu tak pernah lagi ada pertemuan lanjutan, keberadaan Muhammadiyah Asean pernah di bicarakan saat Muktamar Muhammdiyah di Jakarta.

Tahun 2005 yang lalu ustaz Wahab dari Kulim Kedah Malaysia, mendapat mandat dari PP Muhammadiyah, membentuk Muhammadiyah Internasional dengan bidang garapan muslim minoritas terutama di negara-negara Asean.

Beberapa Negara sudah di kunjungi, seperti Laos, Vietnam, Kamboja, Thailand.
ustaz yang sudah sepuh ini terkesan bekerja sendiri.

Sabtu, 24 Januari 2009

MESJID PERTAMA DI PARAPAT

Masjid Raya Tanjung Pinang Kepulauan Riau

Menarik untuk di posting ulang, karena mungkin tidak semua bisa membaca tulisan di harian Kompas, terutama untuk informasi masjid pertama di Parapat yang di dirikan oleh Bung Karno semasa pembuangan, di kota sejuk di pinggiran Danau Toba yang terkenal itu.

Bila kita dari Sipirok lewat Pahae, betul seperti yang di tulis Neta “Sementara sajian di kedai-kedai pinggir jalan saya agak meragukan kehalalannya.”
Berjalan kaki menyusuri Parapat banyak hal menarik didapat. Di balik jalannya yang berliku dan turun-naik, Parapat menyimpan begitu banyak bangunan tua berarsitektur menggoda.

Parapat adalah kelurahan di tepi teluk di Danau Toba, masuk Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Lebih dari 90 persen penduduknya beretnis Batak Toba, Karo, Simalungun, dan Pakpak. Selebihnya, etnis Jawa, Sunda, Padang, dan China. Tak heran jika di kota kecil ini terdapat gereja Protestan dan Katolik, masjid, dan wihara.

Berjalan kaki menyusuri Parapat mengingatkan kita pada dahsyatnya letusan gunung api di sana ribuan tahun lalu. Letusan itu membentuk danau berukuran 100 km x 30 km dan berada 1.000 meter dari permukaan laut, dengan Pulau Samosir di tengahnya. Menakjubkan.

Rasa takjub sebenarnya sudah muncul jauh sebelum memasuki Parapat. Lepas dari Pematang Siantar, dari atas ketinggian tebing curam, kita sudah disuguhi keindahan Danau Toba yang menghampar biru di kejauhan. Hingga setengah jam kendaraan menuruni bukit terjal dan berkelok-kelok di bibir kawah Danau Toba, dapat disaksikan sisa muntahan bebatuan dan abu vulkanik yang menurut peneliti Universitas Teknologi Michigan, Amerika Serikat, sebagai bekas letusan maha dahsyat pada 75.500 tahun lalu. Letusan itu memuntahkan bebatuan dan abu vulkanik hingga radius 2.000 km² serta menimbulkan kegelapan selama dua minggu.

Petualangan jalan kaki saya mulai dari tengah kota, di perempatan jalan depan Inna Parapat. Hotel ini dibangun tahun 1911 dan menjadi hotel pertama di kota itu.
Dari sini saya menyusuri Jalan Marihat menuju kawasan Tanjung Sipora-pora hingga ke ujung barat. Jalan kecil berliku dan turun-naik cukup menguras tenaga. Di sepanjang jalan terdapat beberapa bangunan tua dengan arsitektur bergaya kolonial Belanda, sebagian besar kurang terawat.

Wisata arsitektur

Di kawasan paling ujung kembali saya menemukan hal menakjubkan. Sebuah bangunan kuno berdiri kokoh di ujung tanjung bertebing sangat curam. Di kejauhan, di depannya terlihat fatamorgana Pulau Samosir bertemu dengan daratan Sumatera. Jika cuaca cerah, pada sore hari dari gedung ini terlihat jelas proses matahari terbenam di fatamorgana Samosir.

Di tempat ini, pada 1 Januari 1949, Presiden Soekarno diasingkan Belanda. Bung Karno bersama Agus Salim dan Sutan Syahrir dipindahkan ke sana setelah sebelumnya diasingkan di Brastagi, Kabupaten Karo.
Pesanggrahan buatan tahun 1820 itu berukuran 10 meter x 20 meter, dikelilingi halaman seluas dua hektar. Bangunannya bergaya arsitektur neoklasik atau dikenal sebagai Indische Architectuur.

Dari pesanggrahan ini saya jalan memutar menuju timur. Di sisi kanan ada beberapa bangunan tua dan di sisi kiri Danau Toba menghampar. Sementara jauh di seberangnya terlihat mobil kecil-kecil melaju mengisi kesibukan lalu lintas Trans-Sumatera.
Dari sini saya kembali ke tempat awal dan langsung menuju kawasan timur Parapat melalui Jalan Bukit Barisan. Jalanan menanjak curam. Di sisi kiri-kanan jalan sangat banyak terdapat bangunan bergaya arsitektur kolonial. Beberapa di antara bangunan tua itu dijadikan kantor instansi pemerintah.

Kawasan ini tampaknya menjadi pusat kota tua Parapat. Soalnya dari seluruh tempat di Parapat hanya di kawasan ini cukup banyak terdapat bangunan bergaya arsitektur kolonial.

Gaya arsitektur bangunan di kawasan ini merupakan perpaduan selaras antara tiga unsur: tradisional, modern, dan tropis. Karya arsitektur yang ada umumnya menunjukkan perhatian besar pada iklim tropis Parapat terlihat pada jendela dan kisi-kisi ventilasi yang menjulang tinggi dari lantai ke langit-langit.

Meski Parapat kota sejuk, jendela dan kisi-kisi itu difungsikan juga sebagai corong pergantian udara dan juga agar penghuni dapat leluasa memanfaatkan cahaya matahari.
Di tempat ini terdapat beberapa bangunan dengan gaya arsitektur dipengaruhi aliran Delf. Hal ini terlihat dari upaya menggabungkan bangunan kotak dengan sistem kisi (grid) rasional, yang kemudian diperkaya dengan unsur pracetak untuk dinding luar.
Di bagian tengah kawasan timur ini terdapat bangunan gereja HKBP, mewakili arsitektur transisi klasik Eropa, terlihat modern tetapi tetap berciri tropis.
Di Parapat, bangunan tempat peristirahatan umumnya terinspirasi arsitektur vernakular Nusantara dengan adaptasi pada iklim. Ciri khasnya, halaman rumah adalah rerumputan yang menghampar luas.

Bagi orang Batak, rumah memang lebih dari sekadar tempat tinggal, tapi juga bangunan yang ditata secara perlambang, berkonteks dengan sosial budaya dan status kedudukan di dalam masyarakat.

Potensi besar

Meski Bung Karno sangat singkat bermukim di Parapat, tetapi dia menorehkan sejarah baru dengan memprakarsai berdirinya masjid di kota ini.
Pada tahun 1949, saat hendak melaksanakan shalat Jumat, Bung Karno tidak menemukan masjid di kota ini. “Di sini belum ada masjid. Dirikanlah masjid untuk shalat orang-orang Islam yang singgah,” ujar Bung Karno.
Mendengar ucapan sang Proklamator, Abdul Halim Pardede mewakafkan sebidang tanahnya untuk pembangunan Masjid Taqwa.

Parapat tentunya tak hanya bersejarah bagi umat Muslim, tetapi juga sangat bersejarah bagi umat Nasrani Batak Toba. Pada tahun 1909 dilakukan proses permandian suci oleh Pendeta Theis terhadap 38 orang Batak di kota ini setelah pada 12 Februari 1900 Pendeta Samuel Panggabean dan Friederich Hutagalung diutus ke daerah sekitar Danau Toba untuk menyebarkan agama Kristen.

Dari sini terlihat Parapat memiliki wisata alam, wisata arsitektur, dan potensi wisata rohani, wisata sejarah, bahkan wisata kuliner.
Parapat memiliki kuliner yang menarik, seperti lomok-lomok (lemak), ikan naniura (ikan mas yang dimasak pakai asam), ikan naniarsik (ikan mas yang diarsik), lapet, dali (susu sapi), sop ikan danau toba (nila) asam pedas, ikan bakar hopar, dan ikan pora-pora goreng. Memang kuliner khas Batak ini baru bisa dinikmati di hotel-hotel berbintang dengan harga relatif mahal. Sementara sajian di kedai-kedai pinggir jalan saya agak meragukan kehalalannya.

Sayangnya Parapat dengan segala potensinya tak kunjung mampu menarik wisatawan. Parapat terlalu sepi jika dibandingkan dengan Bali. Sepanjang hari hanya saya seorang diri yang menyusuri kota wisata ini.

Sabtu, 10 Januari 2009

Din Bantah Muhammadiyah Kerjasama Dengan Israel.



Merebaknya pemberitaan tentang kerjasama Muhammadiyah dengan Israel, membuat Din Syamsudin angkat bicara. Dikatakan dalam Situs Resmi Muhammadiyah, “Berita itu tidak benar. Tidak ada MoU antara Muhammadiyah dengan Israel dan tidak ada bantuan Israel kepada Muhammadiyah” tutur Presiden Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) ini.
Din Bantah Muhammadiyah Kerjasama Dengan Israel.

Din yang juga penerima Award sebagai Ambassador for Peace atas prakarsa perdamaian yang dilakukan mengatakan bahwa penyebaran berita itu oleh pihak-pihak tertentu sangat tendensius.

Pernyataan Din ini menanggapi berita yang merebak di dunia maya, diantaranya yang dikeluarkan oleh Eramuslim.com dengan judul Muhammadiyah Jalin Kerjasama dengan Israel, dan beberapa media online lainnya.

Eramuslim sendiri mengangkat berita itu dari islamonine.com "Situs Islamonline melaporkan, lembaga Rescue and Emergency yang berada dibawah naungan Muhammadiyah telah menandatangani kesepakatan kerjasama di bidang kesehatan dengan Magen David Adom (MDA) sebuah organisasi layanan kesehatan nasional Israel. Kerjasama itu senilai 200.000 dollar dan penandatanganannya dilakukan oleh delegasi Muhammadiyah di Tel Aviv, ibukota Israel pada bulan Oktober 2007."

Berikut ini adalah artikel yang diangkat oleh islamonline.com mengenai kerjasama muhammadiyah dengan israel:
Muhammadiyah divided on Israel ties
Israel Ties Divides Indonesians
Gaza's Scary Nights



Referensi:
Muhammadiyah.or.id - Din : Tidak Ada Kerjasama Muhammadiyah dengan Israel
Eramusli.Com - Muhammadiyah Jalin Kerja Sama Dengan Israel

Diposting oleh Muntoha Ihsan

Rabu, 30 April 2008

Surat Terbuka Untuk Gubernur Kepri


Listrik, UN, Keamanan, Pariwisata di Batam Surat Terbuka untuk Gubernur Kepri
Ditulis pada April 30, 2008 oleh imbalo | Edit
PLN vs PGN

Soal pemadaman listrik bergilir di Batam, dan ketidakberdayaaan PLN Batam “menekan” PGN agar tidak hanya memasok dan memprioritaskan perusahaan CitraTubindo, Kawasan Industri Muka Kuning, dan yang lebih menyakitkan hati lagi lebih memprioritaskan Singapura, negara “penampung” koruptor dari Indonesia itu, direspon positif oleh Gubernur Kepulauan Riau Ismeth Abdullah, dan ternyata pak Ismeth tidak lagi mengantuk.

Rupanya pak Ismeth masih merasa punya cucu di Batam, meskipun itu bukan cucu biologisnya, syukurlah , siswa yang akan mengikuti UN dan harus belajar ditengah kegelapan dengan penerangan seadanya baik itu dengan lilin maupun lampu teplok, tetapi kalau mengakses komputer dan listening apakah bisa dicolokkan ke lampu lilin pak Gubernur . soal listrik dan gas ini akan dibawa ke SBY. Gubkepri janji akan segera lapor ke Jakarta. Masih akan lho……………..

UN

UN bagi siswa SMA/SMK hampir diseluruh Indonesia dapat dikatakan berjalan jauh lebih baik dari tahun lalu, memang kita masih mendengar ada di beberapa daerah yang terjadi kecurangan tapi tidak sebanyak kasus tahun lalu. Tetapi di Batam kasus kebocoran soal tidak bisa dibiarkan begitu saja dengan mengadakan ujian ulangan, kemarin kepala dinas pendidikan kepulauan riau Arifin Nasir bersikeras mengatakan tak ada ujian ulangan kita minta sekali lagi pak Gubernur harus turun tangan dalam mengusut dari mana sumber kebocoran itu dan ditindak.

Ulangan susulan atau ujian ulang dilaksanakan tanggal 5 Mei itu bertepatan dengan Ujian Nasional bagi murid SMP .

KEAMANAN

Terutama pemulung , pak Gubernur yth, kiranya perlukah mereka dibuatkan kartu identitas (IDE card) yang digantungkan dileher misalnya saat mereka menjalankan tugas kepemulungannya. Pemulung kertas, karton bekas, plastik bekas, mereka-mereka itu sangat dibutuhkan , kalau tak ada mereka-mereka itu tak jalan pabrik plastik pembuat biji plastik dan pembuat kantong plastik yang berada di Tanjung Uncang sana.

Yakin dan percayalah kalau pak Gubernur tahu betul dengan istilah daur ulang plastik. Untuk keindahan dan kebersihan dan keamanan kota Batam khususnya para pemulung itu dibuatkan rumah tinggal seperti kondominium misalnya , mereka tidak harus tinggal ditempat mereka mengumpulkan barang bekas, seperti yang banyak kita lihat dimerata kota di indonesia.

Singapura adalah salah satu negara “pemulung” di dunia, dulu sebelum ada PT IBL yang dikelola oleh Dorlan Naibaho , kertas bekas dari Batam di kirim ke Singapura, apalagi plastik paling laku disana, apa yang tidak ditampung oleh Singapura barang-barang bekas dari Batam seperti besi scrap, eeee koruptor bekas pun mereka pulung tetapi pemulung-pemulung di Singapura tidak harus tinggal di tempat barang yang dipulungnya.

Kita tidak tahu mana pemulung benaran mana pemulung yang menyaru, nah pemulung yang menyaru ini yang suka mengambilin cangkul apa saja yang ada terletak dihalaman rumah, mengambilin besi -besi yang masih dipakai, membongkarin papan tanda dan larangan, papan reklame, mengambilin bilboard , tutup-tutup parit.

PARIWISATA

Faktor keamanan menurut teman saya di Thailand memegang peranan utama dalam dunia pariwisata, sebijak apa dan sepiawi apapun seorang mengemas paket-paket pariwisata, faktor keamanan dan kenyamanan termasuk yang utama. (bukannya PSK) hotel dan makanan tidak jauh berbeda harga di Batam ataupun di Indonesia dengan di Thailand.

Indonesia jauh dibawah Laos kunjungan wisatanya, Batam daerah ketiga terbesar setelah Bali dan Jakarta kunjungan wisata manca negaranya, siapakah yang datang ke Batam dari negara mana yang terbanyak apa kerja mereka di Batam, tanyalah kepada orang-orang Singapura dan Malaysia , apa yang dicari mereka di Batam. Apa yang murah. sederet pertanyaan lagi pak Gubernur.

Di Laos turis - turis dari manca negara hanya duduk-duduk berjam-jam lamanya dipinggiran memandangi sungai Mekong yang keruh itu, tidak ada teriakan bising seperti dipelabuhan telaga punggur dan sekupang sana.

Kemarin terungkap Batam tempat peracikan terbesar sabu-sabu, kasus ini belum selesai lagi, barang bukti digondol orang dari tempat penyimpanannya, kemarin terbetik berita Batam tempat penampungan terbesar mobil curian dari negara tetangga, mobil-mobil mewah itu berseliweran di jalalan Batam, konon katanya bebas bea masuk untuk mobil dari luar sana akan diterapkan kembali, alangkah enaknya toke-toke itu, seharusnya dikenakan pajak yang besar untuk mobil-mobil mewah itu agar ada dana untuk menambal sulam jalanan yang sudah berkubang kerbau itu pak Gubernur . Tahukah pak Gubernur kubangan kerbau? pergilah ke kampung halaman Ibu Aida Ismet Abdullah Nasution di Tapanuli Selatan sana. Masih banyak kerbau di sana berkubang begitulah keadaan jalalan di Batam.

Dulu alasan pajak kenderaan selagi plat nomornya BM “diambil” Pekanbaru karena kita belum lagi “merdeka’ menentukan kebijakan pajak kenderaanya, sekarangkan sudah menjadi provinsi sendiri. Kemana lagi pajak kenderaan bermotor itu dipakai?.

Rabu, 23 April 2008

UN SMA di Sekolah Islam Hang Tuah Hari Kedua


Hari kedua Rabu (23/04) UN di SMA Islam Hang Tuah didatangi tamu istimewa, pak Fitri dari Dinas Pendidikan Kota Batam beserta 2 orang dari Departemen Pendidikan Nasional Jakarta.

Pak Aries kepala SMA Islam Hang Tuah bilang mungkin Sekolah Islam Hang Tuah termasuk lokasinya terpencil dan bisa jadi karena tahun lalu tingkat kelulusan murid SMA nya yang terendah, sehingga dua orang pejabat dari Jakarta perlu turun meninjau UN di SMA Islam Hang Tuah.

Tahun lalu tingkat kelulusan di Sekolah Islam Hang Tuah yang mengelola sekolah dari TK Hingga SMA , untuk tingkat SMA paling rendah diseluruh Batam, tak mencapai 50 persen, banyak faktor yang menyebabkannya. Tetapi tingkat SMP 100 persen.

Disamping memang inputnya rendah yaitu murid SMP yang tak lulus UN, setelah itu mengikuti paket B adalah jumlah terbanyak menjadi siswa di SMA Hang Tuah, dan murid pindahan dari sekolah lain yang mereka tidak naik kelas disekolahnya, dipindahkan , dan pindahnya ke Hang Tuah. Beberapa anak putus sekolah dan anak jalanan yang tak mau diterima disekolah lain di Sekolah Hang Tuah mereka menimba ilmu.

Jadi guru-guru di Hang Tuah lebih ekstra dari pada di Sekolah lain yang memang menyaring anak-anak orang mampu dan anak-anak orang pintar , tak masaalha kalau itu sekolah swasta, tapi kalau yang berbuat seperti ini sekolah negeri lha terus bagaimana???????????

Murid SMP lulus dari paket B mana ada yang diterima disekolah Negeri.....sekolah negeri telah mematok angka nilai kelulusan sekian baru dapat diterima masuk.

Di sekolah Islam Hang Tuah murid baru masuk tidak dipungut biaya uang pendaftaran bahkan uang pembangunan pun tidak ada alias bebas, baju seragam beli sendiri, silahkan jahit sendiri warnanya saja yang ditentukan untuk baju muslim. Begitu pun buku-buku yang dibutuhkan sekolah tidak menyediakan.

Hari ini di koran-koran lokal ramai diberitakan tentang bocornya soal UN di sebuah SMK, diperkirakan dari percetakan penyebabnya. Percetakan UN di batam sedang ada masaalha soal tender, enggak tahu apa ada kaitannya.

Mungkin itu alasan si Bapak-Bapak dari Departemen dan dari Dinas Pendidikan datang meninjau ke sekolah Islam Hang Tuah? Kami tidak menargetkan berapa persen kelulusan siswa di SMA Hang Tuah jelas Pak Aries Kurniawan, jadi tidak ada nilai katrol atau kepada siswa dibocorkan jawaban soal , tak masalah mau paling rendah tingkat kelulusan diseluruh Indonesia pun di SMA Islam Hang Tuah tidak akan ada kecurangan dengan memberi jawaban kepada siswanya.

Kepada Departemen Pendidikan atau Dinas Pendidikan, agar kepada sekolah negeri seyogianya menampung juga anak - anak yang tak lulus SD SMP, yang mengikuti paket A maupun B bukan seperti sekarang ini sekolah negeri tak mau menerima murid yang nilainya rendah.