Ditulis oleh : ust Zenal Satiawan Lc dalam Buletin Jumat
"Orang-orang yang beriman dan tidak menodai iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat ketentraman dan mereka itulah orang-orang yang menepati jalan hidayah." (QS. Al-An'am: 82)
Diriwayatan oleh Imam Bukhari, "Ketika turun ayat, 'Orang-orang yang beriman, dan tidak menodai iman mereka dengan kedzaliman', kami (para sahabat) berkata, 'Wahai Rasulullah, siapakah di antara kami yang tidak mendzalimi dirinya?' Beliau bersabda, 'Bukan seperti yang kamu katakan, mereka tidak menodai iman mereka dengan kedzaliman, tetapi dengan kemusyrikan. Bukankah kamu telah memperhatikan perkataan Luqman kepada anaknya?, 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya, mempersekutukan Allah adalah kedzaliman yang besar' (Luqman: 13)'."
Imam Ibnu katsir mengomentari ayat tersebut., "Maksudnya, mereka adalah orang-orang yang memurnikan ibadah hanya kepada Allah saja, mereka tidak menyekutukan-Nya sama sekali, dan mereka itulah orang-orang yang tenteram pada hari kiamat dan mendapat petunjuk di dunia akherat."
Banyak orang yang mengaku dirinya beriman, akan tetapi di waktu yang bersamaan, dia juga melakukan hal-hal yang merusak keimanannya itu, bahkan sampai menggugurkan iman itu sendiri. Hal itu disebabkan oleh banyak faktor; di antaranya, karena kebodohan mereka (al-Jahl), atau karena kesombongan dan keangkuhan mereka sehingga mereka tidak mau menerima kebenaran yang disampaikan pada mereka (al-Kibr). Padahal, dalam masalah keimanan dan tauhid, tidak ada udzur (alasan) kebodohan. Jadi, seseorang tidak bisa beralasan dengan kebodohan (ketidaktahuan)nya ketika salah dalam masalah iman dan tauhid ini. Dan salah dalam masalah ini akan berakibat fatal. Masalah keimanan dan tauhid ini adalah masalah yang sangat prinsip bagi seorang muslim, yang merupakan dasar dan pondasi baginya, yang menentukan kuat tidaknya bangunan yang dibangun di atas pondasi itu. Tetapi, justru kebanyakan manusia bodoh dalam hal ini, sehingga sadar atau tidak sadar mereka sering menodai keimanan mereka itu.
Tauhid (iman) dan syirik, tidak akan mungkin pernah bersatu di hati seseorang. Karena keduanya bertentangan. Jika beriman, maka harus menghilangkan dan membuang jauh-jauh kesyirikan. Jika seseorang melakukan kesyirikan (syirik besar), secara langsung keimanan akan luntur dan batal.
Adapun hal-hal yang termasuk perbuatan syirik sangatlah banyak. Yang semua itu intinya adalah mempersekutukan Allah, atau menjadikan tandingan untuk Allah. Terkadang seseorang melakukan suatu perbuatan yang dia yakini bahwa perbuatan itu adalah benar karena dia melakukannya tanpa petunjuk (dalil), hanya karena persangkaan atau karena ikut-ikutan, padahal perbuatannya itu adalah termasuk kesyirikan. Maka, terhapuslah amalan yang dia lakukan itu atau semua amalnya, dan akhirnya, dia akan menanggung beban yang teramat sangat berat di hadapan Allah. Sebab, syirik adalah merupakan dosa besar yang paling besar. Dan tidak akan diampuni apabila tidak bertobat sebelum nyawa sampai di tenggorokan.
Kendati demikian, idealnya kita harus berusaha sekuat tenaga dan semampu kita untuk meninggalkan segala macam dosa. Karena, para ulama' mengategorikan segala macam dosa ke dalam kedzaliman. Baik itu dzalim kepada diri sendiri, atau dzalim kepada orang lain. Adapun kedzaliman yang paling besar adalah kedzaliman dalam masalah tauhid, yaitu kedzaliman seorang hamba kepada Allah swt. Yang disebut dengan dosa itu adalah bersumber dari dua hal; meninggalkan perintah, atau mengerjakan larangan. Dan dari semua itu, perkara yang paling besar adalah yang berkaitan dengan iman dan tauhid. Perintah yang paling utama adalah tauhid, dan larangan yang paling besar adalah syirik.
Ya Allah, lindungilah kami dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu, sedangkan kami mengetahuinya. Dan ampunilah kami, terhadap suatu kesyirikan yang kami tidak mengetahuinya.
Tampilkan postingan dengan label pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pendidikan. Tampilkan semua postingan
Selasa, 17 November 2009
Kamis, 29 Januari 2009
Young Muslim Association of Thailand (YMAT)
Young Muslim Association of Thailand (YMAT), Pertubuhan Pemuda Muslim Thailand, sejak 20 hingga 26 Januari 2009 rombongan YMAT ini berada di Indonesia, di Jakarta rombongan sejumlah 34 orang ini di terima Pimpinan Pusat Muhammdiyah. Meskipun menamakan rombongan pemuda tetapi tidak semua yang turut dalam rombongan tersebut masih muda usianya , lebih separoh dari peserta berusia di atas 50.
Enam bulan yang lalu rencana kedatangan ke Indonesia ini telah di gagas mereka, ustaz Daud Jaru seorang simpatisan Muhammadiyah Thailand mengabarkan hal itu. Daud Jaru beberapa kali datang ke Indonesia, seperti dalam kesempatan menghadiri Muktamar Muhammadiyah. Ketua Rombongan adalah Nick Naseer Presiden YMAT saat ini, "Pebruari 2009 depan saya tak menjabat presiden YMAT lagi" ujar Nick Naseer, Undang Undang di Thailand membatasi usia pemuda yang berkiprah di organisai pemuda sebatas 40 tahun saja usia nya , sama dengan di Indonesia.
Dan tidak semua pula rombongan itu anggota YMAT, tetapi hampir semua nya adalah pengelola pondok pesantern di Thailand terutama di Thailand bagian selatan di 4 provinsi yang sekarang sedang bergolak ingin memisahkan diri.
Kenapa ke PP Muhammadiyah? Mungkin hal ini tak lepas dari peranan Ketua PP Muhammadiyah Prof. Din Syamsudin, Din Syamsudin saat bertemu dengan mantan Perdana Menteri Samak di Bangkok membicarakan peranan pendidikan dalam kesatuan bangsa.
Di dalam rombongan ke 34 orang dari Thailand itu terdapat 3 orang peserta dari Kerajaan Thai, seorang wanita dan 2 orang pria, terlihat peserta lain nya agak berhati - hati berbicara malah terdiam apabila menyangkut kebijakan Pemerintahan Thailand yang di terapkan di Thailand Selatan (Patani, Yala, Naratiwat) sedang dibicarakan, ketika salah seorang dari perwakilan kerajaan Thailand itu mendekat.
Di Thailand Selatan ratusan pondok pesantern berdiri, pondok - pondok ini mengajarkan dan berbahasa melayu, itu lah sebabnya hampir semua peserta yang datang itu dapat berbahasa melayu. Kecuali hanya seorang saja dari mereka tidak bisa berbahasa melayu, yaitu wanita tadi keturunan pakistan yang bekerja di kementrian luar negeri.
Seluruh pembiayan mereka adalah di tanggung oleh kerajaan Thailand, "tak payah nak tidur di masjid " tulis Daud Jaruh sembari menjelaskan bahwa perjalanan study banding pondok pesanteren terutama di Thailand Selatan ini dengan yang ada di Indonesia di fasilitasi oleh kerajaan pusat.
Adalah hal biasa dan lumrah bagi pengasuh pondok dan penggiat dakwah tidur dan bermalam di masjid.
Posting lain tentang YMAT
The Young Muslim Association of Thailand (YMAT) bergabung dengan pasukan pengacara dari beberapa negara-negara ASEAN untuk mengatur "ASEAN Association of Muslim Lawyers" pada pertemuan terakhir di Malaysia. Asosiasi yang ditujukan untuk memberikan bantuan hukum kepada orang-orang yang menghadap ketidakadilan, khususnya di bagian selatan perbatasan propinsi di Thailand.
Pertemuan ini diadakan di bawah topik "Lawyers dan Hak Asasi Manusia Kasus di Wilayah Asia Tenggara," sebagai bagian dari kerjasama antara YMAT dan Southern Border Provinces Administrative Center (SBPAC), dengan dukungan finansial dari Departemen Luar Negeri dan the Muslim Lawyers Pusat Malaysia.
Bapak Abdul Aziz Kadae-in, Kepala Bagian YMAT Hak Asasi Manusia dan Ketua Koordinator Proyek, mengatakan bahwa pertemuan merupakan salah satu dari beberapa proyek untuk mengembangkan ide dan meningkatkan kreativitas pada saat krisis. J-10 anggota tim Indonesia yang terdiri dari pengacara dari Pattani, Narathiwat, dan Yala, pengacara hak asasi manusia, YMAT pekerja, dan pejabat dari Departemen Luar Negeri.
Peserta lainnya dan pengacara hak asasi manusia kampanye dari Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, dan Filipina. Orang-orang di Thailand ditemukan delegasi pertemuan sangat informatif, dengan pengacara dari wilayah konflik, seperti Aceh dan Mindanao, recounting pengalaman mereka dalam lama berjuang untuk hak asasi manusia.
Peserta sepakat untuk meniru dekat hubungan di antara mereka, dengan pembukaan "ASEAN Association of Muslim Lawyers" untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dan menjaga informasi anggota. Sekretariat Asosiasi akan berada di Kuala Lumpur, Malaysia, dan anggota akan bertemu setiap tiga bulan.
Thailand akan diwakili oleh Bapak Ali Adilan-ISHA, seorang pengacara, Bapak Abdul Aziz Kadae-in, seorang pengacara hak asasi manusia, dan Ibu Pornpen Kongkajornkiat, lain hak asasi manusia pekerja dari Cross Cultural Foundation.
Langsung kontak dan koordinasi antara dekat pengacara di daerah konflik adalah tanda-tanda baik untuk perdamaian di seluruh wilayah ASEAN.
Di kutip dan di translate dari http://thailand.prd.go.th/southern_situation/view_south.php?id=4028
Label:
Dunia Islam,
etika,
Indonesia,
malaysia,
pendidikan,
Politik,
Thailand
Rabu, 23 April 2008
UN SMA di Sekolah Islam Hang Tuah Hari Kedua
Hari kedua Rabu (23/04) UN di SMA Islam Hang Tuah didatangi tamu istimewa, pak Fitri dari Dinas Pendidikan Kota Batam beserta 2 orang dari Departemen Pendidikan Nasional Jakarta.
Pak Aries kepala SMA Islam Hang Tuah bilang mungkin Sekolah Islam Hang Tuah termasuk lokasinya terpencil dan bisa jadi karena tahun lalu tingkat kelulusan murid SMA nya yang terendah, sehingga dua orang pejabat dari Jakarta perlu turun meninjau UN di SMA Islam Hang Tuah.
Tahun lalu tingkat kelulusan di Sekolah Islam Hang Tuah yang mengelola sekolah dari TK Hingga SMA , untuk tingkat SMA paling rendah diseluruh Batam, tak mencapai 50 persen, banyak faktor yang menyebabkannya. Tetapi tingkat SMP 100 persen.
Disamping memang inputnya rendah yaitu murid SMP yang tak lulus UN, setelah itu mengikuti paket B adalah jumlah terbanyak menjadi siswa di SMA Hang Tuah, dan murid pindahan dari sekolah lain yang mereka tidak naik kelas disekolahnya, dipindahkan , dan pindahnya ke Hang Tuah. Beberapa anak putus sekolah dan anak jalanan yang tak mau diterima disekolah lain di Sekolah Hang Tuah mereka menimba ilmu.
Jadi guru-guru di Hang Tuah lebih ekstra dari pada di Sekolah lain yang memang menyaring anak-anak orang mampu dan anak-anak orang pintar , tak masaalha kalau itu sekolah swasta, tapi kalau yang berbuat seperti ini sekolah negeri lha terus bagaimana???????????
Murid SMP lulus dari paket B mana ada yang diterima disekolah Negeri.....sekolah negeri telah mematok angka nilai kelulusan sekian baru dapat diterima masuk.
Di sekolah Islam Hang Tuah murid baru masuk tidak dipungut biaya uang pendaftaran bahkan uang pembangunan pun tidak ada alias bebas, baju seragam beli sendiri, silahkan jahit sendiri warnanya saja yang ditentukan untuk baju muslim. Begitu pun buku-buku yang dibutuhkan sekolah tidak menyediakan.
Hari ini di koran-koran lokal ramai diberitakan tentang bocornya soal UN di sebuah SMK, diperkirakan dari percetakan penyebabnya. Percetakan UN di batam sedang ada masaalha soal tender, enggak tahu apa ada kaitannya.
Mungkin itu alasan si Bapak-Bapak dari Departemen dan dari Dinas Pendidikan datang meninjau ke sekolah Islam Hang Tuah? Kami tidak menargetkan berapa persen kelulusan siswa di SMA Hang Tuah jelas Pak Aries Kurniawan, jadi tidak ada nilai katrol atau kepada siswa dibocorkan jawaban soal , tak masalah mau paling rendah tingkat kelulusan diseluruh Indonesia pun di SMA Islam Hang Tuah tidak akan ada kecurangan dengan memberi jawaban kepada siswanya.
Kepada Departemen Pendidikan atau Dinas Pendidikan, agar kepada sekolah negeri seyogianya menampung juga anak - anak yang tak lulus SD SMP, yang mengikuti paket A maupun B bukan seperti sekarang ini sekolah negeri tak mau menerima murid yang nilainya rendah.
Label:
etika,
pendidikan,
sosial
Langganan:
Postingan (Atom)