Tampilkan postingan dengan label sosial. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sosial. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 Juli 2010

Muhammadiyah Internasional

Email Mas Wachid Ridwan...........

Bogor, 10 Juli 2010

Assalamu'alaikum Wr. Wb.,
Atas nama Lembaga Kerjasama dan Hubungan Luar Negeri (LKHLN), saya dan Mas Rizal mengucapkan terima kasih atas kehadiran saudaraku sekalian yang telah merelakan tenaga dan waktu dari tempat kuliah dan kerja nun jauh disana ke Yogyakarta. Semoga Allah selalu memberkahi kita semua.

Saya berinisiatif untuk menjalin komunikasi lebih intensif lagi dengan saudara/i demi organisasi kita tercinta ini. Insya Allah saya bersedia menjadi penghubung antara saudara/i sekalian di luar negeri tentang informasi PP Muhammadiyah terkini apabila saya masih di LKHLN untuk periode tahun 2010-2015.

Satu hal yang bisa kita kerjakan adalah sharing model kegiatan yang telah dikerjakan oleh PCIM lain untuk kemudian diaplikasikan di suatu PCIM tertentu apabila memang aplikable. Karena dalam pertemuan kita kemarin itu banyak PCIM yang belum banyak mempunyai model kegiatan. PCIM Mesir dan UK mungkin bisa sharing mengenai hal ini.

Demikian pesan singkat saya sebagai awal kebangkitan Abad kedua Persyarikatan.

Wassalam, Mas Wachid

Selasa, 17 November 2009

SYIRIK SEBAGAI KEZHALIMAN

Ditulis oleh : ust Zenal Satiawan Lc dalam Buletin Jumat

"Orang-orang yang beriman dan tidak menodai iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat ketentraman dan mereka itulah orang-orang yang menepati jalan hidayah." (QS. Al-An'am: 82)

Diriwayatan oleh Imam Bukhari, "Ketika turun ayat, 'Orang-orang yang beriman, dan tidak menodai iman mereka dengan kedzaliman', kami (para sahabat) berkata, 'Wahai Rasulullah, siapakah di antara kami yang tidak mendzalimi dirinya?' Beliau bersabda, 'Bukan seperti yang kamu katakan, mereka tidak menodai iman mereka dengan kedzaliman, tetapi dengan kemusyrikan. Bukankah kamu telah memperhatikan perkataan Luqman kepada anaknya?, 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya, mempersekutukan Allah adalah kedzaliman yang besar' (Luqman: 13)'."

Imam Ibnu katsir mengomentari ayat tersebut., "Maksudnya, mereka adalah orang-orang yang memurnikan ibadah hanya kepada Allah saja, mereka tidak menyekutukan-Nya sama sekali, dan mereka itulah orang-orang yang tenteram pada hari kiamat dan mendapat petunjuk di dunia akherat."

Banyak orang yang mengaku dirinya beriman, akan tetapi di waktu yang bersamaan, dia juga melakukan hal-hal yang merusak keimanannya itu, bahkan sampai menggugurkan iman itu sendiri. Hal itu disebabkan oleh banyak faktor; di antaranya, karena kebodohan mereka (al-Jahl), atau karena kesombongan dan keangkuhan mereka sehingga mereka tidak mau menerima kebenaran yang disampaikan pada mereka (al-Kibr). Padahal, dalam masalah keimanan dan tauhid, tidak ada udzur (alasan) kebodohan. Jadi, seseorang tidak bisa beralasan dengan kebodohan (ketidaktahuan)nya ketika salah dalam masalah iman dan tauhid ini. Dan salah dalam masalah ini akan berakibat fatal. Masalah keimanan dan tauhid ini adalah masalah yang sangat prinsip bagi seorang muslim, yang merupakan dasar dan pondasi baginya, yang menentukan kuat tidaknya bangunan yang dibangun di atas pondasi itu. Tetapi, justru kebanyakan manusia bodoh dalam hal ini, sehingga sadar atau tidak sadar mereka sering menodai keimanan mereka itu.

Tauhid (iman) dan syirik, tidak akan mungkin pernah bersatu di hati seseorang. Karena keduanya bertentangan. Jika beriman, maka harus menghilangkan dan membuang jauh-jauh kesyirikan. Jika seseorang melakukan kesyirikan (syirik besar), secara langsung keimanan akan luntur dan batal.

Adapun hal-hal yang termasuk perbuatan syirik sangatlah banyak. Yang semua itu intinya adalah mempersekutukan Allah, atau menjadikan tandingan untuk Allah. Terkadang seseorang melakukan suatu perbuatan yang dia yakini bahwa perbuatan itu adalah benar karena dia melakukannya tanpa petunjuk (dalil), hanya karena persangkaan atau karena ikut-ikutan, padahal perbuatannya itu adalah termasuk kesyirikan. Maka, terhapuslah amalan yang dia lakukan itu atau semua amalnya, dan akhirnya, dia akan menanggung beban yang teramat sangat berat di hadapan Allah. Sebab, syirik adalah merupakan dosa besar yang paling besar. Dan tidak akan diampuni apabila tidak bertobat sebelum nyawa sampai di tenggorokan.

Kendati demikian, idealnya kita harus berusaha sekuat tenaga dan semampu kita untuk meninggalkan segala macam dosa. Karena, para ulama' mengategorikan segala macam dosa ke dalam kedzaliman. Baik itu dzalim kepada diri sendiri, atau dzalim kepada orang lain. Adapun kedzaliman yang paling besar adalah kedzaliman dalam masalah tauhid, yaitu kedzaliman seorang hamba kepada Allah swt. Yang disebut dengan dosa itu adalah bersumber dari dua hal; meninggalkan perintah, atau mengerjakan larangan. Dan dari semua itu, perkara yang paling besar adalah yang berkaitan dengan iman dan tauhid. Perintah yang paling utama adalah tauhid, dan larangan yang paling besar adalah syirik.

Ya Allah, lindungilah kami dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu, sedangkan kami mengetahuinya. Dan ampunilah kami, terhadap suatu kesyirikan yang kami tidak mengetahuinya.

Senin, 09 Maret 2009

Mossad Terlibat Dalam Serangan 11 September 2001

Tulisan ini dikutip dari http://eramuslim.com

Mossad Terlibat Dalam Serangan 11 September 2001

Sebuah artikel yang dimuat di mingguan American Free Press mengungkap keterlibatan agen intelijen Israel, Mossad dalam peristiwa serangan 11 September 2001 di AS. Yang mengejutkan, ketelibatan Mossad dalam serangan Black September itu lewat sepupu salah satu tersangka pelaku serangan 11 September.

Artikel itu menyebutkan bahwa Ziad al-Jarrah, salah seorang tersangka pelaku serangan 11 September punya sepupu bernama Ali al-Jarrah yang sudah lama bekerja sebagai agen Mossad. Fakta ini membuktikan bahwa Mossad berperang dalam serangan terorisme tersebut.

Sebelum mingguan American Free Press, sejumlah media massa AS sudah banyak yang mengungkap dugaan keterlibatan Israel dalam serangan teroris 11 September. Surat kabar New York Times misalnya, sudah menurunkan laporan tentang Ali al-Jarrah yang berkebangsaan Libanon. Menurut New York Times, al-Jarrah sudah bekerja sebagai mata-mata Israel selama lebih dari 20 tahun. Dan al-Jarrah sendiri kabarnya pernah mengakui bahwa ia pernah melakukan kegiatan mata-mata terhadap kelompok-kelompok pejuang di Palestina dan kelompok Hizbullah di Libanon, sejak tahun 1983.

New York Times juga menulis bahwa keluarga al-Jarrah dikenal dengan keterlibatan mereka dalam aksi-aksi kekerasan. Salah satunya adalah Ziad al-Jarrah yang oleh AS dituduh sebagai salah satu dari 19 orang yang membajak pesawat komersial AS dan melakukan serangan 11 September 2001.

Masih menurut New York Times, keterlibatan Israel dalam serangan teroris tersebut bisa dilacak kembali dari informasi tentang lima orang Israel yang 'tertangkap basah' menunjukkan kegembirannya dengan berjingkrak-jingkrak dan saling menepukkan telapak tangan ketika pesawat dengan nomor penerbangan 11 dan 175 menghujam gedung World Trade Center di New York. Karena kelakuanya itu, aparat keamanan dikabarkan menangkap kelima orang Israel tersebut, tapi mereka dibebaskan secara diam-diam setelah 71 hari di penjara. Kelima orang Israel itu diduga sebagai agen Mossad.

Sementara itu, mingguan Forward dalam laporannya mengutip pernyataan dua agen CIA yang mengungkapkan bahwa setidaknya dua orang Israel yang ditangkap itu kemudian diketahui sebagai tim mata-mata Mossad. "Tidak ada pertanyaan, tapi perintah untuk menutup penyelidikan atas kasus mereka datang dari Gedung Putih," kata agen CIA itu pada mingguan Forward.

Disebutkan pula bahwa setelah ada perintah dari Gedung Putih untuk menutup kasus tersebut, markas besar CIA langsung membuat keputusan untuk menutupi kasus ini agar tidak bocor sehingga tidak ada alasan untuk mengait-kaitkan Israel dalam serangan 11 September yang menelan korban jiwa sebanyak 2.970 orang.

Dugaan bahwa Mossad terlibat dalam serangan 11 September 2001 di AS juga pernah dilontarkan oleh mantan perdana menteri Italia, Francesco Cossiga. Menurutnya, serangan teroris 11 September adalah hasil konspirasi antara CIA-Mossad.

"Semua agen intelejen di AS dan Eropa ... tahu pasti bahwa serangan mematikan itu dirancang oleh CIA dan Mossad. Kedua lembaga intelejen itu juga membentuk opini sedemikian rupa sehingga negara-negara Arab yang menanggung tuduhan serangan teroris tersebut. CIA dan Mossad ingin mendorong kekuatan-kekuatan Barat untuk ikut serta dalam perangnya di Irak dan Afghanistan," kata Cossiga.

Keterlibatan Israel dalam serangan keji itu makin santer setelah muncul informasi bahwa ketika serangan terjadi, seluruh orang Yahudi yang bekerja di gedung World Trade Center sudah diberitahu untuk tidak pergi kerja pada hari itu. Informasi ini diperkuat oleh laporan yang bocor ke publik, berisi laporan bahwa dua orang pegawai perusahaan Odigo-perusahaan telekomunikasi milik Israel-menerima sms peringatan akan adanya serangan beberapa jam sebelum tragedi serangan ke gedung World Trade Center. Perusahaan Odigo pula yang mengirimkan sms berisi himbauan agar orang-orang Yahudi tidak usah pergi kerja pada tanggal 11 September 2001dan lebih baik berdiam diri di rumah. Kantor Pusat Odigo sendiri, terletak hanya dua blok dari gedung World Trade Center.

Rabu, 04 Februari 2009

Photo-Photo Peletakan Batu Pertama Ma'had Al-Birr Muhammadiyah di Batam

Ma'had Al Birr Muhammadiyah peletakan batu pertamanya dilaksanakan Ahad 1 Februari 2009, terletak di Komplek Muhammadiyah Asean Tembesi Batam Provinsi Kepulauan Riau.

Ma'had ini direncakan selesai Juli 2009 dan akan menerima mahasiswa baru bulan September 2009, peletakan batu pertama di laksanakan oleh Drs Goodwill Zubair dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, hadir ustaz Abdul Hamid Lc dari perwakilan Al Birr sekarang AMCF (Asia Muslim Cherity Foundation)

Dari Batam DR Chablullah Wibisono pimpinan wilayah Muhammdiyah Kepri, Ir Imam Bachroni Pimpinan Daerah Batam, Imbalo Iman Sakti dari Muhammadiyah Internasional, dari wakil pemerintah setempat hadir Kadis Ekbang DR Syamsul Bachrum.

Ma'had ini kelak dapat menampung 200 orang mahasiswa ber asrama, Insyaallah seluruh biaya di tanggung oleh Ma'had.



Sabtu, 24 Januari 2009

MESJID PERTAMA DI PARAPAT

Masjid Raya Tanjung Pinang Kepulauan Riau

Menarik untuk di posting ulang, karena mungkin tidak semua bisa membaca tulisan di harian Kompas, terutama untuk informasi masjid pertama di Parapat yang di dirikan oleh Bung Karno semasa pembuangan, di kota sejuk di pinggiran Danau Toba yang terkenal itu.

Bila kita dari Sipirok lewat Pahae, betul seperti yang di tulis Neta “Sementara sajian di kedai-kedai pinggir jalan saya agak meragukan kehalalannya.”
Berjalan kaki menyusuri Parapat banyak hal menarik didapat. Di balik jalannya yang berliku dan turun-naik, Parapat menyimpan begitu banyak bangunan tua berarsitektur menggoda.

Parapat adalah kelurahan di tepi teluk di Danau Toba, masuk Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Lebih dari 90 persen penduduknya beretnis Batak Toba, Karo, Simalungun, dan Pakpak. Selebihnya, etnis Jawa, Sunda, Padang, dan China. Tak heran jika di kota kecil ini terdapat gereja Protestan dan Katolik, masjid, dan wihara.

Berjalan kaki menyusuri Parapat mengingatkan kita pada dahsyatnya letusan gunung api di sana ribuan tahun lalu. Letusan itu membentuk danau berukuran 100 km x 30 km dan berada 1.000 meter dari permukaan laut, dengan Pulau Samosir di tengahnya. Menakjubkan.

Rasa takjub sebenarnya sudah muncul jauh sebelum memasuki Parapat. Lepas dari Pematang Siantar, dari atas ketinggian tebing curam, kita sudah disuguhi keindahan Danau Toba yang menghampar biru di kejauhan. Hingga setengah jam kendaraan menuruni bukit terjal dan berkelok-kelok di bibir kawah Danau Toba, dapat disaksikan sisa muntahan bebatuan dan abu vulkanik yang menurut peneliti Universitas Teknologi Michigan, Amerika Serikat, sebagai bekas letusan maha dahsyat pada 75.500 tahun lalu. Letusan itu memuntahkan bebatuan dan abu vulkanik hingga radius 2.000 km² serta menimbulkan kegelapan selama dua minggu.

Petualangan jalan kaki saya mulai dari tengah kota, di perempatan jalan depan Inna Parapat. Hotel ini dibangun tahun 1911 dan menjadi hotel pertama di kota itu.
Dari sini saya menyusuri Jalan Marihat menuju kawasan Tanjung Sipora-pora hingga ke ujung barat. Jalan kecil berliku dan turun-naik cukup menguras tenaga. Di sepanjang jalan terdapat beberapa bangunan tua dengan arsitektur bergaya kolonial Belanda, sebagian besar kurang terawat.

Wisata arsitektur

Di kawasan paling ujung kembali saya menemukan hal menakjubkan. Sebuah bangunan kuno berdiri kokoh di ujung tanjung bertebing sangat curam. Di kejauhan, di depannya terlihat fatamorgana Pulau Samosir bertemu dengan daratan Sumatera. Jika cuaca cerah, pada sore hari dari gedung ini terlihat jelas proses matahari terbenam di fatamorgana Samosir.

Di tempat ini, pada 1 Januari 1949, Presiden Soekarno diasingkan Belanda. Bung Karno bersama Agus Salim dan Sutan Syahrir dipindahkan ke sana setelah sebelumnya diasingkan di Brastagi, Kabupaten Karo.
Pesanggrahan buatan tahun 1820 itu berukuran 10 meter x 20 meter, dikelilingi halaman seluas dua hektar. Bangunannya bergaya arsitektur neoklasik atau dikenal sebagai Indische Architectuur.

Dari pesanggrahan ini saya jalan memutar menuju timur. Di sisi kanan ada beberapa bangunan tua dan di sisi kiri Danau Toba menghampar. Sementara jauh di seberangnya terlihat mobil kecil-kecil melaju mengisi kesibukan lalu lintas Trans-Sumatera.
Dari sini saya kembali ke tempat awal dan langsung menuju kawasan timur Parapat melalui Jalan Bukit Barisan. Jalanan menanjak curam. Di sisi kiri-kanan jalan sangat banyak terdapat bangunan bergaya arsitektur kolonial. Beberapa di antara bangunan tua itu dijadikan kantor instansi pemerintah.

Kawasan ini tampaknya menjadi pusat kota tua Parapat. Soalnya dari seluruh tempat di Parapat hanya di kawasan ini cukup banyak terdapat bangunan bergaya arsitektur kolonial.

Gaya arsitektur bangunan di kawasan ini merupakan perpaduan selaras antara tiga unsur: tradisional, modern, dan tropis. Karya arsitektur yang ada umumnya menunjukkan perhatian besar pada iklim tropis Parapat terlihat pada jendela dan kisi-kisi ventilasi yang menjulang tinggi dari lantai ke langit-langit.

Meski Parapat kota sejuk, jendela dan kisi-kisi itu difungsikan juga sebagai corong pergantian udara dan juga agar penghuni dapat leluasa memanfaatkan cahaya matahari.
Di tempat ini terdapat beberapa bangunan dengan gaya arsitektur dipengaruhi aliran Delf. Hal ini terlihat dari upaya menggabungkan bangunan kotak dengan sistem kisi (grid) rasional, yang kemudian diperkaya dengan unsur pracetak untuk dinding luar.
Di bagian tengah kawasan timur ini terdapat bangunan gereja HKBP, mewakili arsitektur transisi klasik Eropa, terlihat modern tetapi tetap berciri tropis.
Di Parapat, bangunan tempat peristirahatan umumnya terinspirasi arsitektur vernakular Nusantara dengan adaptasi pada iklim. Ciri khasnya, halaman rumah adalah rerumputan yang menghampar luas.

Bagi orang Batak, rumah memang lebih dari sekadar tempat tinggal, tapi juga bangunan yang ditata secara perlambang, berkonteks dengan sosial budaya dan status kedudukan di dalam masyarakat.

Potensi besar

Meski Bung Karno sangat singkat bermukim di Parapat, tetapi dia menorehkan sejarah baru dengan memprakarsai berdirinya masjid di kota ini.
Pada tahun 1949, saat hendak melaksanakan shalat Jumat, Bung Karno tidak menemukan masjid di kota ini. “Di sini belum ada masjid. Dirikanlah masjid untuk shalat orang-orang Islam yang singgah,” ujar Bung Karno.
Mendengar ucapan sang Proklamator, Abdul Halim Pardede mewakafkan sebidang tanahnya untuk pembangunan Masjid Taqwa.

Parapat tentunya tak hanya bersejarah bagi umat Muslim, tetapi juga sangat bersejarah bagi umat Nasrani Batak Toba. Pada tahun 1909 dilakukan proses permandian suci oleh Pendeta Theis terhadap 38 orang Batak di kota ini setelah pada 12 Februari 1900 Pendeta Samuel Panggabean dan Friederich Hutagalung diutus ke daerah sekitar Danau Toba untuk menyebarkan agama Kristen.

Dari sini terlihat Parapat memiliki wisata alam, wisata arsitektur, dan potensi wisata rohani, wisata sejarah, bahkan wisata kuliner.
Parapat memiliki kuliner yang menarik, seperti lomok-lomok (lemak), ikan naniura (ikan mas yang dimasak pakai asam), ikan naniarsik (ikan mas yang diarsik), lapet, dali (susu sapi), sop ikan danau toba (nila) asam pedas, ikan bakar hopar, dan ikan pora-pora goreng. Memang kuliner khas Batak ini baru bisa dinikmati di hotel-hotel berbintang dengan harga relatif mahal. Sementara sajian di kedai-kedai pinggir jalan saya agak meragukan kehalalannya.

Sayangnya Parapat dengan segala potensinya tak kunjung mampu menarik wisatawan. Parapat terlalu sepi jika dibandingkan dengan Bali. Sepanjang hari hanya saya seorang diri yang menyusuri kota wisata ini.

Sabtu, 10 Januari 2009

Din Bantah Muhammadiyah Kerjasama Dengan Israel.



Merebaknya pemberitaan tentang kerjasama Muhammadiyah dengan Israel, membuat Din Syamsudin angkat bicara. Dikatakan dalam Situs Resmi Muhammadiyah, “Berita itu tidak benar. Tidak ada MoU antara Muhammadiyah dengan Israel dan tidak ada bantuan Israel kepada Muhammadiyah” tutur Presiden Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) ini.
Din Bantah Muhammadiyah Kerjasama Dengan Israel.

Din yang juga penerima Award sebagai Ambassador for Peace atas prakarsa perdamaian yang dilakukan mengatakan bahwa penyebaran berita itu oleh pihak-pihak tertentu sangat tendensius.

Pernyataan Din ini menanggapi berita yang merebak di dunia maya, diantaranya yang dikeluarkan oleh Eramuslim.com dengan judul Muhammadiyah Jalin Kerjasama dengan Israel, dan beberapa media online lainnya.

Eramuslim sendiri mengangkat berita itu dari islamonine.com "Situs Islamonline melaporkan, lembaga Rescue and Emergency yang berada dibawah naungan Muhammadiyah telah menandatangani kesepakatan kerjasama di bidang kesehatan dengan Magen David Adom (MDA) sebuah organisasi layanan kesehatan nasional Israel. Kerjasama itu senilai 200.000 dollar dan penandatanganannya dilakukan oleh delegasi Muhammadiyah di Tel Aviv, ibukota Israel pada bulan Oktober 2007."

Berikut ini adalah artikel yang diangkat oleh islamonline.com mengenai kerjasama muhammadiyah dengan israel:
Muhammadiyah divided on Israel ties
Israel Ties Divides Indonesians
Gaza's Scary Nights



Referensi:
Muhammadiyah.or.id - Din : Tidak Ada Kerjasama Muhammadiyah dengan Israel
Eramusli.Com - Muhammadiyah Jalin Kerja Sama Dengan Israel

Diposting oleh Muntoha Ihsan

Rabu, 07 Januari 2009

Myanmar, Burma, Rohingya, Junta Militer dan Muslim Yang Tertindas

200 orang terdampar di Aceh, sebagian besar lelaki dewasa, di kapal kayu yang kecil mereka berdesak desakan, dehidrasi, kurang makan.

Di Malaysia tak kurang dari 20.000 orang mereka tidak jelas kewarganegaraannya, karena pemerintah Junta Militer tidak mengakui lagi mereka yang melarikan diri dari Myanmar.

Masyarakat Sabang Beri Bantuan Warga Myanmar yang Terdampar

Banda Aceh - Sejumlah warga Sabang mendatangi Rumah Sakit Umum (RSU) Sabang. Kedatangan mereka untuk melihat dan memberikan bantuan makanan dan minuman kepada 200 warga Myanmar yang terdampar di Sabang.

"Warga ramai datang ke Rumah Sakit Umum (RSU) Sabang untuk melihat dan memberikan bantuan kemanusiaan seperti bahan makanan, minuman ringan dan pakaian," kata Direktur RSU Sabang dr Srido Sugono, Rabu (7/1/ 2009).

Srido menjelaskan, sebanyak 45 dari warga yang terdampar itu kini masih dalam perawatan. Mereka mengalami dehidrasi akibat kekurang cairan dan makanan dalam tubuh.

"Warga yang sedang dalam perawatan kami itu semuanya laki-laki berusia antara 30 sampai 50 tahun," ujar Sugono.

Sugono menambahkan, saat ini ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RSU Sabang dipenuhi warga Myanmar. Begitu pula dengan aula di rumah sakit milik pemerintah itu.

"Mereka terpaksa kita baringkan di lantai. Namun sebagian besar masalah kesehatan warga asing itu sudah tertanggani dengan pemberian makanan dan minuman serta obat-obatan," kata dia.Koordinasi dengan Kedutaan Myanmar

Pemerintah Kota Sabang telah melakukan koordinasi dengan kedutaan Myanmar terkait kasus ini. Menurut rencana, sebelum dipulangkan ke negara asalnya, para imigran ini akan ditampung di kompleks Lanal Sabang.

"Kami akan siapkan tenda untuk mereka sementara waktu sebelum dipulangkan. Mengenai makanan mereka selama di penampungan juga akan kami tanggung," tutur Wakil walikota Sabang Islamuddin.(djo/djo)

Minggu, 04 Januari 2009

PETITION - GAZA: STOP THE BLOODSHED

Forward.

Petition to the UN Security Council, the European Union, the Arab League and the USA:

We urge you to act immediately to ensure a comprehensive ceasefire in the Gaza Strip, to protect civilians on all sides, and to address the growing humanitarian crisis. Only through robust international action and oversight can the bloodshed be stopped, the Gaza crossings safely re-opened and real progress made toward a wider peace in 2009.

http://www.avaaz. org/en/gaza_ time_for_ peace/?cl= 164343675&v=2624


Ong Jing Cheng
Secretary of Administration
Malaysia Youth And Students Democratic Movement(DEMA)
012-7583779
jingcheng85@ yahoo.com
http://demamalaysia .wordpress. com

Kamis, 01 Januari 2009

Pak Din Bukan Din Syamsudin


Pak Din yang ini adalah ketua suku orang sampan atau orang laut, pak Din tinggal di Pulau Air Mas, dari Telaga Punggur Batam ke Pulau Air Mas ditempuh sekitar 15 menit dengan speed boat, Pulau Air Mas masih dikelurahan Ngenang Kecamatan Nongsa masuk dalam pemerintahan Kota Batam.

Menurut data statistik Pulau Ngenang dihuni 177 KK, persis di depan pulau Ngenang ada satu pulau Dapur Arang namanya terkadang disebut pulau Selat Arang kata Johannes RT disitu, jarak pulau Ngenang dengan pulau Dapur Arang kurang lebih 100 meter yang hanya dipisahkan selat, mungkin itu jadi disebut pulau Selat arang.

Di pulau Selat arang inilah ada 8 KK orang sampan atau suku laut yang telah memeluk agama Islam, seorang putri pak Din tinggal di Pulau Selat Arang ini, tidak beragama Islam sebagaimana pak Din.

Di Pulau Kubung pula ada 6 KK orang sampan yang memeluk Islam, di pulau Todak ada 3 KK sedangkan di pulau Raja juga 3 KK, sementara di Pulau Air Mas tempat tinggal pak Din tinggal 8 KK lagi yang memeluk Islam.

Dua dari putri pak Din tak sekeyakinan dengan pak Din karena mengikuti agama suaminya. Seorang putri pak Din yang bernama Poni menerima kami di pulau Air Mas, saat itu hari dah mendekati Ashar tanggal 16 April 2008, putri pak Din yang bernama Poni ini seagama dengan pak Din yaitu agama Islam, Poni menceritakan kerunsingan hatinya tentang kelanjutan sekolah adiknya yang kini duduk di kelas 6 SD, Dia tak mau adiknya sebagaimana anak - anak Pulau Kubung disekolahkan oleh orang Korea di Batam, tak lagi belajar agama.

Pulau Kubung tak jauh dari Pulau Air Mas , sekitar 15 menit dari Ngenang, disana ada sekolah SD kelas jauh , ada ditempatkan guru oleh Dinas Pendidikan Batam, Ibu br Sinaga namanya asal dari Sumatera Utara dah bersuamikan orang pulau Kubung.

Sekolah di Pulau Kubung persis berdiri dan bersebelahan dinding dengan Gereja yang cukup besar untuk ukuran pulau Kubung. Menurut Dormat, dah lama tak pernah ada orang dari Depag atau dari manapun ke pulau itu, mereka terasa seperti terbiar. Islam yang dikuasai mereka setakat pengucapan Syahadat saja. Sementara godaan datang bertubi-tubi dari tetangga sebelah.

Saat hal ini kami konfirmasikan kepada Kakandepag Batam Drs H Kudri Syam 17 April 2008, Kudri membenarkan , dulu ada ditempatkan Dai di situ oleh BAZ Batam tetapi belakangan di tangani oleh sebuah yayasan Alkharomah namanya , Alkharoma hengkang tak memberi kabar kepada BAZ apalagi ke Depag jawab Kudri.

“Besok Jumat (18/04) selepas sholat , pak Zul (ketua BAZ Batam) dan KUA Nongsa akan berkunjung kesana ” kata Kudri, terimakasih informasinya kata Kudri lagi kepada YLKM, melalu telpon menghubungi YLKM Batam

“Apa urusan BAZ datang kesana pak” tanya Yopi dari Sijori Mandiri. BAZ itu adalah Badan Amil Zakat , lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat muslim se Batam ini, harusnya tahu kondisi aghniya, fakir, miskin di sekitaran Batam, mereka para pengurus itu bertanggungjawab dalam hal menerima dan menyalurkan kepada yang benar-benar berhak menerimanya. Tanggungjawab itu dunia dan akhirat, jelas YLKM sok tahu kepada wartawan Harian Sijori Mandiri yang kebetulan menyambangi kantor YLKM di Bengkong dan mendengar pembicaraan telpon YLKM dengan Kakandepag Batam Drs Kudri Syam.

Suku Laut Datang Mengadu ke Muhammadiyah


Suku Laut, di Batam mereka disebut orang sampan, di seputaran Pulau Rupat orang sampan ini dipanggil suku akik. Di pulau pulau sekitaran Batam banyak mereka bermastautin.

Hari minggu 6 April 2008 pak Din ketua suku laut yang bermastautin di pulau Air Mas datang berkunjung ke Pusat Dakwah Muhammadiyah di Tembesi Batu Aji Batam, bersama pak Din demikian pria sekitar 60 tahunan ini biasa dipanggil ada dua orang lagi pria masih kerabat pak Din, dan empat orang wanita paroh baya.

Apa gerangan keperluan pak Din datang ke Pusat Dakwah Muhammadiyah itu? Wajah pak Din terlihat gunda, apa agaknya yang merisauhkan hati pak Din, Pak Din yang telah 20 tahun tak lagi tinggal di sampan-sampan, selama ini hidup tenang dengan anak beranak dan saudara mara mereka di darat, di Pulau Air Mas, tetapi belakangan ini pak Din selalu di sindir-sindir oleh tetangga sebelah rumahnya, yang tak lain masih kerabat dan sanak saudaranya, dulu mereka kerabat dan satu keyakinan, tapi sekarang dah beda.

Pak Din masih beragama Islam, kerabat pak Din yang suka menyindir-nyindir itu sejak tahun 2001 silam telah berganti keyakinan tak lagi memeluk agama Islam, “Mereka dibuatkan rumah oleh orang Korea dan pelantar itu” jelas Poni putri pak Din yang telah berkeluarga dan berjualan kecil-kecilan di rumahnya , bersebelahan dengan rumah yang dibangun oleh orang Korea.

Meskipun pak Din ketua Suku Laut diseputaran pulau - pulau Kelurahan Ngenang, yang masih dalam kecamatan Nongsa kota Batam itu, entah kenapa warganya dah tak lagi hormat kepada pak Din. Bila pak Din lalu di pelantar yang dibuat oleh Korea itu selalu ada saja suara-suara sumbang. “Ini bukan untuk lalu orang Islam” celetuk mereka dari balik dinding. Dinding rumah disitu dengan pelantar tak berjarak, jadi terdengarlah apa yang diucapkan dibalik dinding.

Di Pulau Air Mas ditempat kediaman pak Din ada dua pelantar, pelantar satunya sudah tak layak dilalui lagi karena dah goyang dan lapuk, pelantar yang rusak ni menuju jalan ke Mushalla yang terdapat di Pulau Air Mas dan juga jalan menuju kerumah pak Din.

Itulah sebab sejak pelantar pak Din rusak pelantar bikinan dan sumbangan orang Korea menjadi tempat laluan pak Din dan kerabat pak Din Lainnya begitupun dengan orang-orang dari pulau lain yang nak datang ke Mushalla yang memang hanya terdapat di Pulau Air Mas.

Saat kami berkunjung ke Pulau Air Mas Rabu 16 April 2008 yang baru lalu, ada juga kami mendengar komentar dari warga sebelah dinding mengingatkan bahwa pelantar Korea tuh pun dah mulai bergoyang, dah tak kuat lagi dan memang saat kami lalui pelantar tu bergoyang-goyang.

Siapa agaknya yang tergerak nak memperbaiki pelantar pak Din tu ya?, pak Din betul-betul malu bila nak lalu di pelantar yang dibina oleh orang Korea tu, karena disamping pelantar tu ada rumah ibadah agama lain.

Kami tak sebut pemko Batam, dah bebuih mulut pak Din melaporkan tentang pelantar tu. Hanya saja pak Din nak tunggu janji DR Hablullah Wibisono boleh tak dia merealisasikan janjinya kepada pak Din saat di Muhammadiyah, “Iya iya saya kebetulan dapil Nongsa, nanti akan kami bicarakan di dewan” ujar Hablullah saat itu.

Dibawah ini utipan tulisan dari wikipedia tentang suku laut :

Suku Laut atau sering juga disebut Orang Laut adalah suku bangsa yang menghuni Kepulauan Riau, Indonesia. Secara lebih luas istilah Orang Laut mencakup “berbagai suku dan kelompok yang bermukim di pulau-pulau dan muara sungai di Kepulauan Riau-Lingga, Pulau Tujuh, Kepulauan Batam, dan pesisir dan pulau-pulau di lepas pantai Sumatera Timur dan Semenanjung Malaya bagian selatan.”

Sebutan lain buat Orang Laut adalah Lanun (sekarang berarti perompak, bajak laut) atau Orang Selat.

Bahasa Orang Laut memiliki kemiripan dengan Bahasa Melayu. Saat ini mereka umumnya bekerja sebagai nelayan. Seperti suku Bajau Orang Laut terkadang dijuluki sebagai “kelana laut”, karena mereka hidup berpindah-pindah di atas perahu.

Secara historis, Orang Laut dulunya adalah perompak, namun berperan penting dalam Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Malaka dan Kesultanan Johor. Mereka menjaga selat-selat, mengusir bajak laut, memandu para pedagang ke pelabuhan Kerajaan-kerajaan tersebut, dan mempertahankan hegemoni mereka di daerah tersebut.

Sejarah

Pada zaman kejayaan Malaka, Orang Laut merupakan pendukung penting kerajaan maritim tersebut. Sewaktu Malaka jatuh mereka meneruskan kesetiaan mereka kepada keturunan sultan Malaka yang kemudian mendirikan Kesultanan Johor. Saat Belanda bermaksud menyerang Johor yang mulai bangkit menyaingi Malaka–yang pada abad ke-17 direbut Belanda atas –Sultan Johor mengancam untuk memerintahkan Orang Laut untuk menghentikan perlindungan Orang Laut pada kapal-kapal Belanda.

Pada 1699 Sultan Mahmud Syah, keturunan terakhir wangsa Malaka-Johor, terbunuh. Orang Laut menolak mengakui wangsa Bendahara yang naik tahta sebagai sultan Johor yang baru, karena keluarga Bendahara dicurigai terlibat dalam pembunuhan tersebut. Ketika pada 1718 Raja Kecil, seorang petualang Minangkabau mengklaim hak atas tahta Johor, Orang Laut memberi dukungannya. Namun dengan dukungan prajurit-prajurit Bugis Sultan Sulaiman Syah dari wangsa Bendahara berhasil merebut kembali tahta Johor. Dengan bantuan orang-orang Laut (orang suku Bentan dan orang Suku Bulang) membantu Raja Kecil mendirikan Kesultanan Siak, setelah terusir dari Johor.

Pada abad ke-18 peranan Orang Laut sebagai penjaga Selat Malaka untuk Kesultanan Johor-Riau pelan-pelan digantikan oleh suku Bugis.

Sejarah Silam Orang Laut

Zaman Kerajaan Srivijaya

Suatu ketika dahulu, Orang Laut digelar sebagai Orang Lanun atau Orang Selat kerana sebelum mereka menumpukan kesetiaan terhadap Kerajaan Srivijaya, mereka pada asalnya adalah sekumpulan lanun yang menguasai sekitar perairan Selat Melaka.

Orang Laut memainkan peranan penting dalam pemerintahan Kerajaan Srivijaya, Kesultanan Melaka dan Kesultanan Johor-Riau. Hubungan rapat di antara Orang Laut dengan ketiga-tiga buah keluarga diraja tersebut telah pun terjalin sejak di awal zaman kerajaan Srivijaya lagi.

Orang Laut juga dikenali sebagai golongan yang sangat setia kepada keluarga diraja Srivijaya. Malah selepas kejatuhan Srivijaya pada tahun 1025, Orang Laut masih meneruskan kesetiaan mereka terhadap Parameswara iaitu putera raja Srivijaya (Palembang) yang terakhir.

Zaman Kesultanan Melaka

Selepas Kerajaan Srivijaya musnah akibat serangan Raja Rajendra Chola I dari India, Parameswara bersama para pengikutnya termasuk Orang Laut mendirikan Kesultanan Melaka di Semenanjung Tanah Melayu. Ketika Melaka mencapai zaman kegemilangannya, Orang Laut merupakan pendukung utama kepada kerajaan maritim tersebut.

Setelah kejatuhan Kesultanan Melaka akibat serangan penjajah Portugis, Orang Laut masih tetap meneruskan kesetiaan mereka terhadap Sultan Melaka yang terakhir iaitu Sultan Mahmud Shah. Mereka telah membantu sultan tersebut mendirikan Kesultanan Johor-Riau di selatan Semenanjung Tanah Melayu.

Zaman Kesultanan Johor-Riau

Setelah Kesultanan Melaka musnah akibat serangan penjajah Portugis, Sultan Melaka yang terakhir iaitu Sultan Mahmud Shah bersama para pengikutnya termasuk Orang Laut mendirikan Kesultanan Johor-Riau dengan ibu kotanya berpusat di Pulau Bentan. Tidak berapa lama kemudian, tentera Belanda telah berjaya merampas negeri Melaka dari tangan penjajah Portugis.

Setelah Melaka berjaya ditawan, pihak Belanda berniat untuk menyerang Kesultanan Johor-Riau yang mulai bangkit dan menyaingi Melaka sebagai pusat perdagangan utama di rantau ini. Maka Sultan Johor mengambil tindakan dengan mengancam pihak Belanda untuk memerintahkan Orang Laut supaya berhenti memberikan perlindungan ke atas kapal-kapal Belanda.

Pada tahun 1699, waris terakhir Wangsa Srivijaya - Melaka - Johor-Riau iaitu Sultan Mahmud Syah II telah mangkat setelah dibunuh oleh Laksamana Bentan yang bernama Megat Seri Rama. Memandangkan baginda masih belum berkahwin dan tidak memiliki sebarang zuriat, maka Bendahara Johor iaitu Tun Abdul Jalil telah melantik dirinya sendiri sebagai Sultan Johor-Riau yang baru dengan gelaran Sultan Abdul Jalil IV. Walau bagaimanapun, perlantikan Bendahara Tun Abdul Jalil sebagai Sultan Johor-Riau tidak diakui oleh Orang Laut. Mereka mengesyaki keluarga Bendahara Johor turut terlibat di dalam pembunuhan tersebut.

Pada tahun 1718, seorang petualang dari Minangkabau bernama Raja Kecil telah menuntut hak ke atas takhta kerajaan Johor-Riau dengan mengakui dirinya sebagai waris Sultan Mahmud Shah II yang sah. Orang Laut dan para pembesar Johor memberikan sokongan kepada Raja Kecil dengan membantunya merampas kuasa dari Sultan Abdul Jalil IV. Setelah berjaya merampas kuasa, Raja Kecil melantik dirinya sendiri sebagai Sultan Johor-Riau yang ke-12 dengan gelaran Sultan Abdul Jalil Rahmat Shah.

Namun begitu, dengan sokongan dan bantuan dari lima putera Bugis bersaudara - Daeng Perani, Daeng Menambun, Daeng Merewah, Daeng Chelak and Daeng Kemasi - putera kepada Sultan Abdul Jalil IV iaitu Raja Sulaiman telah berjaya merampas kembali takhta kerajaan Johor-Riau. Raja Sulaiman telah dinobatkan sebagai Sultan Johor-Riau yang ke-13 dengan gelaran Sultan Sulaiman Badrul Alam Shah. Raja Kecil pula akhirnya telah diusir keluar dari wilayah Johor-Riau.

Setelah diusir, Raja Kecil telah mendirikan Kesultanan Siak Sri Inderapura di Sumatera dengan bantuan Orang Laut dari suku Bentan dan suku Bulang. Pada abad ke-18, peranan Orang Laut sebagai penjaga keamanan di Selat Malaka untuk Kesultanan Johor-Riau telah mula digantikan oleh orang-orang Bugis secara perlahan-lahan.

Tugas dan Peranan Orang Laut

Tugas umum Orang Laut ialah mengawal kawasan sempadan laut, mengusir lanun-lanun, memimpin para pedagang ke pelabuhan yang ingin mereka tujui dan mengekalkan kekuasaan pelabuhan-pelabuhan tersebut di dalam kawasannya.

Walau bagaimanapun, setiap suku dari kaum Orang Laut telah diberi peranan khas masing-masing oleh Kerajaan Srivijaya, Kesultanan Melaka dan Kesultanan Johor-Riau agar pemerintahan kerajaan berjalan dengan lebih lancar.

Antara tugas-tugas khas yang dilakukan oleh setiap suku dari kaum Orang Laut ialah menjadi tentera kerajaan, tukang-tukang kayu, tukang-tukang senjata, pengayuh kapal-kapal perang, penjaga anjing-anjing perburuan dan pembawa surat-surat raja ke negara-negara jiran.

Suku-Suku Orang Laut

Istilah Orang Laut secara umumnya merangkumi pelbagai jenis kelompok suku pribumi di selatan Semenanjung Malaysia, Singapura dan timur Pulau Sumatera, Indonesia. Jumlah sebenar suku-suku yang tergolong di dalam kaum Orang Laut tidak diketahui kerana tiada catatan sejarah lengkap mengenainya.

Kebanyakan suku-suku Orang Laut yang pernah wujud suatu ketika dahulu kini tidak lagi wujud pada zaman sekarang. Golongan ini telah memeluk agama Islam dan berasimilasi dengan masyarakat Melayu melalui perkahwinan. Situasi ini boleh dilihat di Singapura dimana masyarakat Orang Laut di pulau tersebut telah ‘lenyap’ akibat proses asimilasi dengan orang Melayu.

Walau bagaimanapun, masih terdapat segelintir suku-suku Orang Laut yang kekal wujud hingga ke hari ini. Saki-baki kumpulan Orang Laut ini boleh ditemui di Malaysia, Indonesia dan Thailand. Golongan ini berjaya mengekalkan kewujudan suku masing-masing kerana kurang berhubung dengan masyarakat luar.

Kamis, 18 Desember 2008

Muslim di Pattani (Thailand Selatan) dan Kiprah Muhammadiyah



Rindu rasanya ingin bertemu saudara sesama muslim di Pattani terutama (Tahiland sana), tahun ini 1429 H aku tak dapat ikut dengan mereka yang berangkat ke Thailand Utara, 14 orang dengan dua kenderaan, teringat makan Tomyan dimasak sendiri, tidur di beranda masjid, berjalan kaki ke bukit-bukit.

Tahun lalu 2007 M/ 1428 H karena capek sekali dan mengingat waktu itu ada pemilihan umum di Thailand (Pemilu Perdana Menteri), sebagian anggota rombongan pulang ke tempat masing-masing melalui udara, dari bandara Chiang Rai tidak ada penerbangan langsung ke Kuala Lumpur, harus via Suvarnabhumi Bangkok, dari Bangkok baru ke LCCT Kuala Lumpur sementara aku sendiri yang orang Indonesia dari Bangkok langsung ke Changi Singapura, tak terlalu mahal kalau pesan dengan Air Asia jauh jauh hari.

Ustaz Yusuf dapat musibah di Sadao, Sadao adalah salah satu kota perbatasan dengan Malaysia, melalui Bukit Kayu Hitam , Sadao lah kota pertama kita masuki masih dalam provinsi Yala, daerah kantong muslim yang sekarang bergolak minta merdeka.
Yala, Pattani, Naratiwat, mayoritas penduduk melayu muslim, sebagian mereka tak mau disebut orang thai, karena thai adalah siam. Di Songkla pun banyak melayu muslim bermukim begitu juga di Pukhet, melayu muslim di Phuket banyak berjualan dan trasi dari phuket yang dibuat oleh melayu muslim disana cukup terkenal.

Baru-Baru ini saat Syawal 1429 H aku bertemu dengan puluhan melayu muslim asal Phuket di Pudu Raya Kuala Lumpur, mereka akan ziara ke Bandung ke psantern Darul Tauhid milik AA Gym.

Saat Perdana Menteri Thailand Samak yang hanya menjabat beberapa bulan berkuasa, menggantikan Perdana Menteri Thaksin yang diturunkan, Muhammadiyah Internasional mendapat belasan hektar tanah di daerah Pattani untuk di jadikan sekolah, aku ikut hadir melihat lokasi rencana sekolah itu, hampir 6 bulan telah berlalu tak ada kabar dari Pimpinan Muhammadiyah Pusat secara resmi mengenai status tanah itu. Menurut ustaz Wahab yang baru-baru ini bertemu dengan PP Pusat pak Din Syamsudin tanah dan pengelolaannya diserahkan ke pada Muhammadiyah di Thailand saja.

Pasti pak Din tahu kondisi umat Islam di Thailand baik dari segi ekonomi dan sumber daya manusianya, Adanya alokasi lahan untuk pendirian sekolah itupun hasil pembicaraan antara pak Din dengan PM Samak yang meminta konsep bagaimana Islam di Indonesia dan pak Din pun tahu betul ustaz Yusuf lah satu-satunya orang yang masih bertahan dan masih berani menyebut orang Muhammadiyah di seluruh Thailand. Hal ini sering ustaz Yusuf utarakan sambil bergurau.

Ustaz yusuf yang sudah rapuh itu dan baru-baru ini kena musibah tabrakan di Sadao tak lah mungkin dapat mewujudkan adanya sekolah Islam di sana.
Disamping memang keadaan politik yang tidak kondusif dan tidak berpihak kepada muslim mayoritas yang ada di Thailand Selatan.

Pak Din sekarang di gadang-gadang menjadi calon Presiden RI, dan mungkin sibuk sekali dengan aktifitas beliau yang lain, tapi harapan kami ada perhatian khusus dari PP Muhammaadiyah, mengenai umat muslim di Thailand Selatan.

Kamis, 30 Oktober 2008

Kunjungan Muhammadiyah Internasional Ke Jogjakarta







Sejak tanggal 21 hingga 28 Oktober 2008 yang baru lalu, Muhammadiyah Internasional yang di Kordinir oleh Ustaz Abdul Wahab dari Malaysia mengadakan kunjungan ke Jogjakarta.

Rombongan di terima oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Din Syamsudin, beserta pengurus yang lain. Banyak yang dibicarakan dalam pertemuan itu, antara lain tentang pendirian sekolah Muhammadiyah di Pattani.

Ustaz Wahab, pria 65 tahun dari Kulim Kedah Malaysia ini tahun lalu tak dapat bepergian ke luar negeranya karena di cekal oleh pemerintahan Malaysia, aktifis dakwah yang terkenal di Asia Tenggara ini merasa sungguh sedih tak dapat menghadiri Muktamar Muhammadiyah di Malang, "Terakhir ke Indonesia saat ada Tsunami" ujar ustaz Wahab mengenang , saat itu ia menjadi sukarelawan.

"Apa saja pembicaraan dengan pak Din?" tanyaku kepada ustaz Wahab, "Insyaallah bulan April 2009 akan ada pertemuan Muhammdiyah Internasional dalam rangka pembekalan tentang ke- Muhammadiyaan, di Jogjakarta" jelas ustaz Wahab, sembari menambahkan bahwa , dari Myanmar di harapkan bisa datang 10 orang, karena Myanmar yang agak susah mengirim orang ke luar negeri terkait dengan pemerintahan Junta, dari Vietnam cukup banyak warga Muhammadiyah disana baik di Saigon maupun di Hanoi, begitu pun di Pnom Phen Kamboja (Cambodia), Laos, dan Patani, dan Malaysia sendiri serta Singapura.

Muhammadiyah pun tahun ini akan melaksanakan qurban di Chiang Rai sebagaimana tahun lalu di pusatkan disana, Chiang Rai Thailand Utara daerah perbatasan dengan Myanmar (Burma) banyak pengungsi muslim dari negara Junta itu yang menetap disana.

Sabtu, 25 Oktober 2008

Film Yesus versi Iran : Yesus Tidak Pernah Disalib

The Muslim Jesus part 1 of 5


The Muslim Jesus part 3 of 5


The Muslim Jesus part 4 of 5


The Muslim Jesus part 5 of 5

The Messiah (Iranian film) Jesus versi Islam

The Messiah (Iranian film) - Trailer 1




The Messiah (Iranian film) - Trailer 2

The Messiah (Iranian film) Jesus versi Islam

The Messiah (Iranian film) - Trailer 1




The Messiah (Iranian film) - Trailer 2

Jumat, 24 Oktober 2008

4 Tahun Peristiwa Berdarah Takbai Thailand Selatan






Hari ini 25 Oktober 2008 genap 4 tahun tragedi berdarah TABAl atau yang lebih di kenal TAKBAI, empat tahun yang lalu bertepatan dengan bulan Ramadhan, beratus-ratus rakyat melayu Pattani yang muslim yang sedang melaksanakan puasa itu di tembak dan diburu seperti ikan buruan , karena ratusaan yang mencebur ke sungai menyelamatkan diri ditembaki tentara Thailand.

Sebagian mereka mati tertumpuk di dalam truk-truk tentara Thailand, kita cukup prihatin dengan pristiwa itu. Empat tahun berlalu belum jelas siapa yang bertangung jawab dalam tragedi ini, sudah tiga kali pemerintahan beganti.



tulisan dibawah ini kami muat dari patanikini.wordpress.com

Peristiwa yang menyayat hati ini telah didahului enam bulan sebelum nya satu lagi peristiwa sedih yaitu pembunuhan beramai-ramai yang kejam di dalam masjid kerisek pemuda-pemuda yang tidak bersalah.

Dikedua-kedua peristiwa ini ada persamaan , yaitu tentera Thai bertindak dengan niat untuk membunuh kesemua orang-orang melayu yang hadhir ditempat peristiwa itu.Strateji yang terancang ini adalah sebahagian dari kempen ‘etnik cleansing ‘Penjajah Thai terhadap bangsa Melayu.

Peristiwa kekejaman Siam terhadap orang-orang Patani ini adalah setanding dengan apa yang di lakukan oleh orang-orang Serbia terhadap bangsa Bosnia dan Zionis terhadap rakyat Palestin.Penindasan dan kekejaman ini bukan sahaja berlaku di kerisik dan Tabal bahkan berlaku setiap hari.

Hanya akhbar-akhbar di Thailand dan Malaysia dilarang dari menyiarnya!!. Hanya berita-berita kematian orang Siam sahaja yang menjadi fokus.Itu pun kerana mau menunjuk kan bahawa pejuang-pejuang ini sebenar nya pengganas yang zalim.

Bertitik tolak dari peristiwa-peristiwa yang menyedihkan inilah yang mencetus kebangkitan rakyat Patani secara besar-besaran.Peristiwa ini jugalah yang mencetuskan sumpah perjuangan oleh mujahidin-mujahidin yang bertugas.Mereka bersumpah tidak akan berhenti berjuang salagi bumi Patani tidak dibebas sepenuhnya dari sebarang bentuk penjajahan.

Peristiwa yang menyedihkan ini bukan saja diratapi oleh umat Islam Patani bahkan oleh sesiapa sahaja yang mengaku MELAYU dan ISLAM didunia ini!!! Sapatut nya peristiwa hitam 25 October ini di ingati diseluruh nusantara (Malaysia,Brunei dan Indonesia). Kerana perjuangan pembebasan Patani adalah perjuangan survival(mati dan hidup) Melayu seluruh nya. Kalau seluruh umat Arab menganggap perjuangan Palestin adalah issu arab maka Patani juga mesti menjadi issu MELAYU !!!

Walau pun mereka cuba membohongi angka kematian sabenar di Tabal tapi pihak patanikini telah dapat mengesan sebahagian dari kematian yang tidak di lapurkan. Antara nya yang mati ketika cuba melarikan diri dalam sungai. Mereka ditembak saperti ikan-ikan buruan.

Kubur-kubur pembunuhan beramai-ramai dijumpai di telubok patani,di tanah perkuburan cina di jala dan juga perkuburan cina di naratiwat. Jumlah kematian di ketiga-tiga kubur ini melebihi 500 orang yang di campak kadalam lubang beramai-ramai.

Sajumlah 78 orang yang mati tertindeh didalam trak tentera ketika di bawa keluar.

Lapuran tentera Thai sendiri memberi angka terperinci kematian:-

Trak yang bernombor 19338, 21 terbunuh

Trak yang bernombor 19232, 5 terbunuh

Trak yang bernombor 19263, 6 terbunuh

Trak yang bernombor 13164, 23 terbunuh

Trak yang bernombor 531, 5 terbunuh

Trak yang bernombor 5256, 1 terbunuh

Trak yang bernombor 530, 6 terbunuh.

11 mati dalam kenderaan yang tak dapat di kesan nombor nya.

Peristiwa ini bukan lah satu peristiwa yang luar biasa dibumi Patani. Bahkan ianya sambungan dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh penjajah thai sejak dari 1786 lagi. Mereka membunuh orang-orang Patani saperti binatang buruan.Mereka tidak pernah menganggap orang melayu Patani sebagai manusia.

Patani adalah sebahagian daripada ‘Tanah Melayu’. Bagaimanapun, pada pertengahan abad ke-19 Patani telah menjadi mangsa dasar imperialistik kerajaan Siam yang disokong secara sulit oleh kuasa barat.

Dalam tahun 1826, penaklukan Siam ke atas Patani telah diiktiraf oleh British. Dalam usahanya untuk mengukuhkan cengkamannya ke atas Patani, pada tahun 1902 kerajaan Siam melaksanakan dasar Thesaphiban.Dengan itu, sistem pemerintahan kesultanan Melayu telah dihapuskan.

Dengan termeterainya Perjanjian Bangkok pada tahun 1909,Patani telah diakui oleh British sebagai sebahagian daripada jajahan Siam walaupun tanpa kerelaan orang-orang Melayu Patani.

Semenjak penghapusan pemerintahan Kesultanan Melayu Patani, orang-orang Melayu-Patani berada dalam keadaan tertekan dan daif. Orang-orang Melayu telah menjadi mangsa sebuah pemerintahan yang ‘Genocidal tendency’ dan ganas. Justeru, tidaklah hairan seringkali berlaku kebangkitan di Patani.

Pada tahun 1923, Tengku Abdul Kadir Kamaruddin, bekas raja Kerajaan Melayu Patani, dengan sokongan pejuang-pejuang Turki, telah mengepalai gerakan pembebasan. Kebangkitan anti-Siam menjadi lebih hebat lagi apabila kerajaan Pibul Songgram (1939-44) cuba mengasimilasikan bangsa Melayu ke dalam masyarakat Siam melalui Dasar Rathaniyom.

Penglibatan Siam dalam Perang Dunia Kedua di pihak Jepun telah memberikan harapan kepada orang-orang Melayu Patani untuk membebaskan tanah air mereka daripada penjajahan Siam. Tengku Mahmood Mahyideen, putera bekas Raja Melayu Patani juga seorang pegawai berpangkat Mejar dalam pasukan Force 136, telah mengemukakan rayuan kepada pihak berkuasa British di India supaya mengambil alih Patani dan wilayah sekitarnya serta digabungkan dengan Tanah Melayu.

Cadangan Tengku Mahmud itu adalah selaras dengan rancangan Pejabat Tanah Jajahan British untuk mengkaji kedudukan Segenting Kra dari sudut kepentingan keselamatan Tanah Melayu selepas perang nanti.

Harapan itu semakin cerah apabila kuasa-kuasa berikat, dalam Perisytiharan San Francisco pada bulan bulan April 1945, menerima prinsip hak menentu nasib sendiri (self-determination) sebagai usaha membebaskan tanah jajahan daripada belenggu penjajahan.

Atas semangat itu, pada 1 November 1945, sekumpulan pemimpin Melayu Patani dipimpin oleh Tengku Abdul Jalal, bekas wakil rakyat wilayah Menara, telah mengemukakan petisyen kepada Kerajaan British merayu supaya empat wilayah di Patani dibebaskan daripada pemerintahan Siam dan digabungkan dengan Semenanjung Tanah Melayu.

Namun begitu, pendirian British terhadap Siam berubah apabila Peperangan Pasifik tamat. Keselamatan tanah jajahan dan kepentingan British di Asia Tenggara menjadi pertimbangan utama kerajaan British dalam penggubalan dasarnya terhadap Siam atau pun Patani.

Kerajaan British memerlukan kerjasama Siam bagi mendapatkan bekalan beras bagi keperluan tanah jajahannya. Tidak kurang pentingnya, kerajaan British terpaksa menyesuaikan dasarnya terhadap Siam dengan tuntutan Amerika Syarikat yang mahu mengekalkan wilayah Siam seperti dalam tahun 1941.

Tindakan penjajahan ini juga selaras dengan perancangan Zionist yang memperkudakan kuasa barat itu.Patani senasib dengan Palestin dari segi permainan licik penjajah. Kebangkitan Komunis di Asia Tenggara, khususnya di Tanah Melayu pada tahun 1948, menjadi faktor pertimbangan British dalam menentukan dasarnya. Kerajaan British menganggap Siam sebagai negara penampan terhadap ancaman Komunis China. Justeru, Kerajaan British mahu memastikan Siam terus stabil dan memihak kepada Barat dalam persaingan dengan Negara-Negara Komunis. Kerajaan British memerlukan kerjasama kerajaan Siam bagi menghapuskan kegiatan penganas-penganas Komunis di perbatasan Tanah Melayu.Justeru itu Patani menjadi buffer zone.

Kebetulan pula kerajaan Siam telah memberi jaminan untuk memperkenalkan reformasi pentadbiran dan sosio-ekonomi di Patani bagi mengatasi masalah yang dihadapi oleh masyarakat Melayu. Oleh kerana itu, isu Patani mula dianggap kurang penting malahan kiranya dibangkitkan akan menjejaskan hubungan dengan Siam.

Selepas Persidangan Senggora pada awal Januari 1949, pihak berkuasa British di Tanah Melayu atas tuntutan pihak Siam mula mengambil tindakan terhadap pemimpin-pemimpin pejuangan Patani. GEMPAR juga telah diharamkan. Tengku Mahmood Mahyideen telah ditekan manakala Haji Sulung dihukum penjara. Pergerakan politik Patani semakin lemah dengan pembunuhan secara di racun Tengku Mahmood Mahyideen dan Syahid nya Haji Sulung pada tahun 1954. Peristiwa ini berkemungkinan akan berulang jika kerajaan Malaysia juga mengambil sikap yang sama saperti penjajah Inggeris serta bekerjasama dengan penjajah thai.

Sebelum perang dunia kedua penduduk melayu di patani melebihi 90 %, akan tetapi nisbah ini makin berkurang dengan pemindahan penduduk dari utara Thai ka Patani dan pembunuhan beramai-ramai yang sering dilakukan oleh penjajah thai.

Sejak akhir-akhir ini apabila operasi pejuang bertambah berjaya dan ‘intense’ penjajah telah mula memperalat kan orang-orang melayu demi melagakan mereka dengan pejuang-pejuang.Ramai dari mereka-mereka ini adalah pemimpin-pemimpin masyarakat yang kerana disogok kan dengan duit telah sanggup menjual bangsa dan ugama sendiri. Mereka telah mengguna berbagai strateji bagi melemahkan orang-orang melayu.Antara nya mengeluarkan fatwa bahawa perjuangan ini tidak syarii kerana Negara patani ini asalnya hak orang-orang Buddha. Mereka sanggup memutar belitkan sejarah demi menjadi kaldai tunggangan penjajah Thai.Mereka juga menubuh sebuah akhbar yang diberi nama’ aman damai’.Akhbar ini boleh di baca dalam internet www.amandamai.com.Ianya di ketuai oleh Dato Nik dir waba dan Haji Wahab Napdo .Beliau(NIK DIR) seringkali membuat kenyataan yang menyakit kan hati orang-orang melayu.

Antara strateji lain nya ia lah percubaan mengumpul peniaga-peniaga Patani yang berada di Malaysia. Tugas ini diserahkan kapada bomoh Wan Mahadi yang pernah di tahan dalam penjara kerana terlibat dengan JI !!! Rupa-rupa nya tangkapan oleh pihak penjajah Thai dulu itu adalah satu tipu muslihat supaya orang-orang Patani percaya kapada golongan ini.

Sekarang ini peperangan sudah sampai peringkat apa yang disebut oleh alquranul karim sebagai Yaumul taqal jamaan. Yang mana perjuangan hanya terbahagi pada dua puak, iaitu puak Islam dan puak Kafir.Tidak ada yang lain.Jadi sesiapa yang memilih bersubahat dengan penjajah Thai adalah puak kuffar.Mereka-mereka yang bersengkongkol dengan penjajah Thai sekali lagi di beri amaran supaya kembalilah ka pangkal jalan.Jangan tuduh pejuang-pejuang tidak berperi kemanusiaan kapada bangsa sendiri. Maka sesiapa saja yang bersengkongkol dengan penjajah akan di anggap sebagai anjing penjajah. Mereka akan dilayan saperti penjajah !!

Walaupun rakyat Patani masih dalam kesedihan kerana berkabung tetapi minggu yang lalu mujahidin telah berjaya membunuh 12 orang tentera dan mencederakan lebih 29 orang dalam serang hendap. Dalam serang balas dendam mereka selapas itu . Seramai 5 orang pejuang syahid setelah berebut-rebut untuk syahid dikalangan mereka.(Fatihah untuk mereka-mereka yang syahid)

Alhamdulillah perjuangan kemerdekaan Patani akan bangkit diatas darah para syuhada. Kami lebih rela hapus semua sakali dari di biarkan walau sasaat lagi bumi kami di jajah. Kami memohon kapada allah swt .Ambil lah darah kami demi pengorbanan untuk mendaulatkan kalimat mu di bumi ini. Ya allah seandainya kau mati kan kami semuanya maka tidak ada lagi lah penyembah-penyembah mu yang ikhlas di bumi Patani.

Allahumma solli ala Muhammad

Wa aali Muhammad.

Senin, 13 Oktober 2008

Senin, 06 Oktober 2008

Makanan Halal di Vietnam


Restoran halal di Ho Chi Min City (Saigon) Vietnam




Sudut kota Hanoi (Vietnam)

Sungai Mekong yang melalui Saigon Vietnam urat nadi kehidupan, sampan salah satu sarana transportasi

Yala Islamic College


InsyaAllah Yala Islamic College akan berubah menjadi Universitas Islam Pattani kelak, demikian harapan mereka, karena memang letak dari kampus Yala Islamic College ini terletak di Provinsi Pattani Thailand Selatan

Awal tahun 2008 Univesitas ini telah membuka program S2, saat berbincang dengan pembantu rektor dan Ketua Pemuda Muslim se Thailand , Youth Muslim Association Thailand Nick Naseer.

Kampus Bantuan dari negara Timur Tengah, mahasiswa yang menuntut di Universitas ini tidak hanya dari Selatan Thai tetapi juga datang dari Chiang Rai, Chiang Mai di Thailand Utara, Kamboja dan beberapa dari Veitnam Selatan

Ruang rektorat berbincang bincang dengan pembantu rektor, rektor Universitas Pattani DR Ismail Luthfi Chapakia

Pembantu Rektor Universitas Islam Pattani, murid dari M Natsir mantan Perdana Menteri RI yang pertama, M. Natsir sangat dihormati dan terkenal disana

MUHAMMADIYAH HEALTH & DAY CARE CENTRE FOR SENIOR CITIZENS (MHCC)


Pusat Jagaan Siang bagi kaum tua di Muhammadiyah Singapura, kaum tua tidak harus tinggal di panti jompo, pagi datang, petang pulang ke rumah masing-masing..
Jagaan Siang bagi kaum tua di Singapura, apa itu jagaan siang? Mengurusi kaum tua yang mungkin kesepian, yang sakit perlu teraphy, Ini yang diterapkan oleh Muhammadiyah Singapura, tak kira dari berbilang bangsa dan agama.

Biaya untuk lansia di pusat jagaan siang di Singapura mencapai 800 hingga 1.000 dolar singapura atau setara dengan Rp6.000.000 (enam juta rupiah). Sedangkan jika berada di Batam, maka biaya yang dikeluarkan hanya separuhnya atau sekitar Rp2.000.000 (dua juta rupiah) hingga Rp 3.000.000 (tiga juta rupiah). Fauziah menjelaskan Pemerintah Singapura memperhatikan masyarakat yang telah memasuki usia lanjut. Hal ini dibuktikan dengan bantuan yang diberikan kepada lanjut usia (lansia) ini untuk melakukan perawatan secara intensif. ”Biaya yang ditanggung pemerintah sebesar 75 persen, sedangkan sisanya kami tanggung dengan mengandalkan bantuan dari para donatur,” jelasnya.
Pengurus jagaan siang yakni Fauziah Abdullah, Fauziah menjelaskan, pusat jagaan siang diperuntukan untuk para manula yang disertai dengan beberapa program. Program tersebut yang telah disusun tersebut dapat dijalani para peserta diantaranya adalah pelatihan untuk penderita stroke, pelayanan kerohanian dan program makan bersama yang menunya telah diatur.
Jagaan siang ini khususnya diperuntukan bagi orang yang lanjut usia, namun anak-anaknya bekerja. Sehingga mereka tidak mempunyai waktu untuk mengurus orang tua secara optimal. Namun, tidak semua lansia ini berasal dari keluarga Melayu Singapura, Ada juga dari keluarga Tionghoa maupun India. Bahkan, yang kami jumpai adalah lansia yang merupakan keturunan Jawa. Sehingga ia dapat menggunakan bahasa Jawa walaupun sedikit.
Beberapa komentar positif pun muncul di internet mengenai jagaan siang yang dikelola Muhammadiyah ini. Mereka menyatakan dengan meletakan orang tua ke pusat jagaan siang lebih terjamin jika dibandingkan dengan mempekerjakan pembantu walaupun biayanya lebih mahal.