Selasa, 29 April 2008

Pencuri Papan Merk di Batam

“Apa lagi jenis bahan yang tidak dicuri orang” gerutu Lukman, Lukman dari perusahaan rokok Malboro. Dia lagi memesan papan merk dari ”Armed Advertaising” , kebetulan kami pun akan memesan 4 lembar spanduk untuk penerimaan murid baru di sekolah kami Hang Tuah Batam tahun ajaran 2008-2009.

Gerutuan Lukman itu tak ada yang dapat menjawab karena tak tahu apa lagi yang tidak dicuri oleh pemulung. Lukman terus berceloteh tentang tak ada rasa aman lagi di Batam yang menyangkut dengan dunia periklanan.

Lukman nggak habis pikir, papan merk sebegitu besar konstruksinya, dibongkar oleh pemulung dalam waktu beberapa jam saja. Menjelang subuh mereka pencuri papan merk itu beraksi, disebut mereka pekerjaan pencurian pembongkaran papan merk tak mungkin dikerjakan hanya satu orang.

Awal terbentuknyanya kota Batam hampir seluruh ruas jalan ada papan tanda dan larangan, terbuat dari aluminium, raib entah kemana tak tentu rimba, tutup bak kontrol, baik itu bak kontrol pipa air bersih, listrik ataupun telpon yang terbuat dari baja lennyap begitu saja. Apa saja yang berupa besi ada dijalanan diambil oleh pemulung yang bergentayangan.

Ironisnya penutup parit yang terbuat dari jerjak besi, dibuat untuk memudahkan saat pembersihan parit tersumbat , hilang digondol pemulung, saat hari hujan dan disekitaran parit itu banjir, penutup itu belum sempat diganti tak kelihatan kalau parit itu tak berpentup oleh anak-anak sekolah yang akan pulang sekolah , terperosok dan terseret arus paritlah anak itu, matilah dia. Hal ini bukan sekali terjadi di Batam akibat oleh ulah pemulung yang mencongkel tutup parit yang terbuat dari besi. Maka melayanglah nyawa orang.

Kalau tutup parit seluruhnya dibuat dari beton bertulang, tak nampak apakah parit itu penuh sampah atau tanah, kata kontraktor yang membuat, lagian itu sesuai dengan bestek tambah mereka. Dan lihatlah kata Aries Kurniawan saat kami lalu dari Batam Center ke Pelita tutup parit di Underpass Sungai Panas Batam pun dah diganti dengan beton bertulang karena dah lesap entah kemana besi penutup paritnya itu.

Jangankan cuma konstruksi baja papan reklame yang dibongkar, besi jembatan pun bisa hilang kata teman yang dari Palembang menimpali kekesalan Lukman saat papan reklame rokok mereka hilang. Konstruksi baja untuk pembuatan 1 unit papan reklame berukuran 5 x 10 M misalnya seharga 40 jutaan.

“Yang rugi bukan mereka saja” ujar Taviv Direktur Armed Advertaising , mereka hanya menyewa tempat kepada perusahaan Advertaising, “Lampu sorot seharga 14 juta satu unit sebanyak 4 unit dibongkar dan digondol, padahal itu tak dapat dipergunakan oleh mereka dan kemarin ada dipemulung dijual tak sampai 100 ribu rupiah, gila apa” jelas Taviv .

Menurut Taviv , pemulung dan pencuri di Batam sudah keterlaluan, Cover Bilboard yang terbuat dari Vinyl seharga 8 jutaan di maling dijadikan atap rumah. Siapa yang tanggungjawab kalau cover vinylnya hilang, padahal kan mereka sudah membayar pajak ke Pemko…………

Tidak ada komentar: