Kamis, 24 April 2008

Jawaban Soal UN Bocor di Batam, Bentuk Tim Penyelidik Khusus

Tidak ada ujian ulang kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau Arifin Nasir, menanggapi bocornya jawaban soal UN untuk SMK. Foto copy an itu menyebar hampir keseluruh SMK yang ada di Batam, untuk tingkat SMA tidak ada kata Pak Aries Kurniawan , nada suaranya kurang pasti apakah untuk tingkat SMK saja atau ada juga ditingkat SMA .

Gubernur pun dikiriman jawaban soal SMK yang bocor itu, wajah si pengantar soal UN itu ada terekam di cctv kantor koran Batam Pos di graha pena. Polsek-polsek menjamin bukan dikantor polisi terjadi kebocoran, sehari sebelum UN bundelan dokumen itu diangkut dari kantor Diknas Batam ke polsek-polsek, yang mengangkut bukan mobil khusus tetapi mobil-mobil yang kebetulan ada di kantor Diknas secara sukarela.

Pemilik percetakan yang mencetak soal UN memastikan tidak ada kebocoran di percetakan, kertas blanko yang tidak terpakai dibakar katanya, tetapi ada lembaran yang tercecer tidak terbakar terlihat dan ditemui oleh wartawan saat meninjau kelapangan, langsung dirampas dan diambil oleh Firman. Kadis Pendidikan panik, polisi akan mengejar pengirim surat Kaleng, SMK Ibnu Sina yang juga mendapat bocoran soal, lokasi sekolah itu persis di depan percetakan yang menggandakan pencetakan soal-soal UN itu.

Seorang murid dari SMK Harmoni pun mengakui mendapat bocoran jawaban soal, syukurlah pak ucapnya menanggapi ada nya bocoran itu, sementara siswa SMK Bisnis merasa kecewa dengan adanya bocoran soal ini, percuma sebulan saya bergadang katanya, toh yang tak belajar pun dapat bocoran.

Sebelum di cetak oleh percetakan yang mencetak soal-soal UN, di Batam terjadi saling klaim antara dua percetakan , percetakan yang menang yang sekarang mencetak dan menggandakan soal UN tadi adalah harga tawarannya lebih tinggi, sementara yang lebih rendah malah kalah alias tidak menang, tentu dia protes tidak terima, polemik kedua percetakan ini mencuat ke media massa, toh tetap sja percetakan yang lebih tinggi tawarannya mencetak soal-soal UN itu.

Guru-guru di hari ketiga UN ramai membicarakan hal itu. Firman pemilik percetakan sudah mengatakan tak mungkin bocor dipercetakan, karena pengawasan gedung standar nasional, saat penggandaan soal dilakukan pengawasan 24 jam. masuk keluar percetakan diperiksa oleh security dan dari pihak kepolisian. Kami sudah berpengalaman dalam mencetak soal UN katanya ini adalah yang ketiga kalinya CV Era Cipta Perdana (ECP) mencetak soal-soal UN.

UN banyak kepentingan, kepentingan bisnis dan kepentingan politik, pemilik percetakan yang sekarang mencetak meskipun harga nya lebih mahal tetap dimenangkan, tak terimalah yang lebih murah, pemilik percetakan adalah calon wakil gubernur kepri , dulunya mau dipasangkan dengan gubernur kepri yang sekarang, tetapi tak jadi.

Tak tahu guru dan murid apakah ada faktor kedekatan ini sehingga meskipun lebih mahal tetap dimenangkan. Para Guru dan siswa tak tahu tentang itu , yang tahu adalah antara mereka, tapi kalau soal tender yang menjadi biang keladinya alangkah malang nasib murid dan guru, kami pun pengelola sekolah dibuat susah oleh mereka, kalau murid kami tak mencapai target kelulusan bukankah itu menjadi beban kata Pak Aries Kurniawan lagi.

Yang jelas siswa jadi korbannya, siswa yang sudah bersusah paya belajar baik kelompok maupun perorangan, try out berkali-kali dan doa bersama segala sebelum ulangan , dikotori oleh kepentingan bisnis dan politik kalau itu betul terjadi. Kita minta pihak kepolisian dan kejaksaan turun tangan kalau perlu dibentuk tim khusus dari pusat Jakarta sana.

Semua pihak yang terbabit harus diperiksa………… memalukan. Gubernur jangan tingal diam.

Tidak ada komentar: