200 orang terdampar di Aceh, sebagian besar lelaki dewasa, di kapal kayu yang kecil mereka berdesak desakan, dehidrasi, kurang makan.
Di Malaysia tak kurang dari 20.000 orang mereka tidak jelas kewarganegaraannya, karena pemerintah Junta Militer tidak mengakui lagi mereka yang melarikan diri dari Myanmar.
Masyarakat Sabang Beri Bantuan Warga Myanmar yang Terdampar
Banda Aceh - Sejumlah warga Sabang mendatangi Rumah Sakit Umum (RSU) Sabang. Kedatangan mereka untuk melihat dan memberikan bantuan makanan dan minuman kepada 200 warga Myanmar yang terdampar di Sabang.
"Warga ramai datang ke Rumah Sakit Umum (RSU) Sabang untuk melihat dan memberikan bantuan kemanusiaan seperti bahan makanan, minuman ringan dan pakaian," kata Direktur RSU Sabang dr Srido Sugono, Rabu (7/1/ 2009).
Srido menjelaskan, sebanyak 45 dari warga yang terdampar itu kini masih dalam perawatan. Mereka mengalami dehidrasi akibat kekurang cairan dan makanan dalam tubuh.
"Warga yang sedang dalam perawatan kami itu semuanya laki-laki berusia antara 30 sampai 50 tahun," ujar Sugono.
Sugono menambahkan, saat ini ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RSU Sabang dipenuhi warga Myanmar. Begitu pula dengan aula di rumah sakit milik pemerintah itu.
"Mereka terpaksa kita baringkan di lantai. Namun sebagian besar masalah kesehatan warga asing itu sudah tertanggani dengan pemberian makanan dan minuman serta obat-obatan," kata dia.Koordinasi dengan Kedutaan Myanmar
Pemerintah Kota Sabang telah melakukan koordinasi dengan kedutaan Myanmar terkait kasus ini. Menurut rencana, sebelum dipulangkan ke negara asalnya, para imigran ini akan ditampung di kompleks Lanal Sabang.
"Kami akan siapkan tenda untuk mereka sementara waktu sebelum dipulangkan. Mengenai makanan mereka selama di penampungan juga akan kami tanggung," tutur Wakil walikota Sabang Islamuddin.(djo/djo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar