Ditulis pada September 2, 2008 oleh imbalo | Sunting
Hari pertama ramadhan 1429 H yang bertepatan juga dengan 1 September 2008 M, jamak kalau banyak yang lupa kalau kita saat itu sedang berpuasa, maklum lah hari pertama.
Mungkin karena memang aroma roti yang menusuk hidung, membuat seorang ibu yang sedang shoping di word trade centre (WTC) tak menyadari kalau dia sedang berpuasa, ibu itu pasti dah seorang muslima terlihat dari pakaiannya, seorang muslimah dengan tidak sangat terlihat kalau di Singapura dari cara berpakaian.
Sebelah ujung pintu keluar sebelah kiri dari WTC Singapura setelah pintu pemeriksaan kedatangan ada gerai roti yang memang memasak roti nya di tempat itu juga, Bread talk, aroma roti yang sedang di panggang itu tercium sampai pintu sebelah kanan dari WTC arah ke pintu masuk MRT, menjelang petang di hari puasa pertama bau aroma roti itu sungguh membuat selera, itu mungkin yang juga dialami oleh seorang ibu yang berpakain muslimah tadi.
Dengan senyum di kulum lengkap dengan pakaian seragam seorang penjaga di toko roti Bread Talk itu menayakan apa yang bisa di bantu, kalau dari raut wajah nya kelihatan tampang melayu, tapi mungkin karena di toko roti Bread Talk dia tak memakai busana muslim.
Sebenarnya kami hanya ingin memastikan bahwa gerai Bread Talk yang ada di Singapura pun juga tidak mencantumkan logo Halal, “tidak, terima kasih hanya ingin melihat-lihat saja” kataku kepada penjaga toko itu, sambil berlalu menuju ke toko roti lain yang ada persis di depan toko roti itu.
Ke depan dari dari toko Bread Talk ada toko roti lagi, bermacam ragam roti yang di pajang di toko itu, ibu yang berbaju muslimah tadi juga menghampiri toko roti itu, seorang pelayan menghampirinya dengan membawa nampan yang berisi contoh hampir semua jenis kue dan roti yang ada di jual disitu, dengan lidi runcing seperti biting, salah satu contoh kue di tusuk dan diberikan untuk di coba kepada si ibu tadi, si ibu mengambil dan memakannya, “Bu tak puasakah” sergah ku yang kebetulan berdiri di samping nya memperhatikan apakah ada logo halal di toko roti itu.
“Astagfirullah” ujar siibu sembari meludahkah makanan yang sempat dah masuk ke mulut nya, “iya iya saye puase” kata siibu tadi sambil mengucapkan terima kasih dah di ingat kan. “Sering beli roti disini bu” tanya kami lagi, ibu tadi tak menjawab tapi menjeling kearah kami, karena kami katakan bahwa roti ini tak mencantumkan logo halal, “ini toko roti Indonesia, mestilah halal” ujar ibu tadi karena dari nama toko nya saja “BENGAWAN SOLO” .
Jadi tak berapa jauh dari gerai roti BREAD TALK ada toko roti lagi yang bernama BENGAWAN SOLO, karena dari nama nya yang berbau Indonesia yakinlah si ibu tadi kalau produk yang dihasilkan oleh toko roti tadi sudah halal. ironis ya.
Hal ini pun tak terkecuali terjadi di toko roti di Batam, ratusan pendatang terutama dari Singapura yang mengunjungi Batam setiap minggu nya, mereka tahu kalau Bread Talk di singapura tak halal, tetapi mereka membeli Roti dari gerai Bread Talk yang ada di Batam, mereka tahunya kalau di Batam alias Indonesia roti dan makanan yang dijajahkan tak masaalah, karena Indonesia mayoritas muslim, puluhan ibu2 yang berpakain muslim menyerbu memenuhi gerai Bread Talk di Mega Mall Batam Center, letak gerai Bread Talk yang stategis dekat dengan terminal ferry Batam Center, sambil pulang ke Singapura dari kunjungan ke Batam mereka biasa nya membawa pulang roti2 yang ada di Mall itu.
Tapi setelah kami beritahu Bread Talk di Batam pun tak punya sertifikat halal, mereka terperangah. Sambil pandang memandang yang terlanjur membeli merasa terkecoh, dan meliirik toko roti yang ada di samping Bread Talk di Batam J.Co yang menjual donuts , sami mawon tak begitu penting harus mencantumkan logo halal, toh yang membeli banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar