Listrik, UN, Keamanan, Pariwisata di Batam Surat Terbuka untuk Gubernur Kepri
Ditulis pada April 30, 2008 oleh imbalo | Edit
PLN vs PGN
Soal pemadaman listrik bergilir di Batam, dan ketidakberdayaaan PLN Batam “menekan” PGN agar tidak hanya memasok dan memprioritaskan perusahaan CitraTubindo, Kawasan Industri Muka Kuning, dan yang lebih menyakitkan hati lagi lebih memprioritaskan Singapura, negara “penampung” koruptor dari Indonesia itu, direspon positif oleh Gubernur Kepulauan Riau Ismeth Abdullah, dan ternyata pak Ismeth tidak lagi mengantuk.
Rupanya pak Ismeth masih merasa punya cucu di Batam, meskipun itu bukan cucu biologisnya, syukurlah , siswa yang akan mengikuti UN dan harus belajar ditengah kegelapan dengan penerangan seadanya baik itu dengan lilin maupun lampu teplok, tetapi kalau mengakses komputer dan listening apakah bisa dicolokkan ke lampu lilin pak Gubernur . soal listrik dan gas ini akan dibawa ke SBY. Gubkepri janji akan segera lapor ke Jakarta. Masih akan lho……………..
UN
UN bagi siswa SMA/SMK hampir diseluruh Indonesia dapat dikatakan berjalan jauh lebih baik dari tahun lalu, memang kita masih mendengar ada di beberapa daerah yang terjadi kecurangan tapi tidak sebanyak kasus tahun lalu. Tetapi di Batam kasus kebocoran soal tidak bisa dibiarkan begitu saja dengan mengadakan ujian ulangan, kemarin kepala dinas pendidikan kepulauan riau Arifin Nasir bersikeras mengatakan tak ada ujian ulangan kita minta sekali lagi pak Gubernur harus turun tangan dalam mengusut dari mana sumber kebocoran itu dan ditindak.
Ulangan susulan atau ujian ulang dilaksanakan tanggal 5 Mei itu bertepatan dengan Ujian Nasional bagi murid SMP .
KEAMANAN
Terutama pemulung , pak Gubernur yth, kiranya perlukah mereka dibuatkan kartu identitas (IDE card) yang digantungkan dileher misalnya saat mereka menjalankan tugas kepemulungannya. Pemulung kertas, karton bekas, plastik bekas, mereka-mereka itu sangat dibutuhkan , kalau tak ada mereka-mereka itu tak jalan pabrik plastik pembuat biji plastik dan pembuat kantong plastik yang berada di Tanjung Uncang sana.
Yakin dan percayalah kalau pak Gubernur tahu betul dengan istilah daur ulang plastik. Untuk keindahan dan kebersihan dan keamanan kota Batam khususnya para pemulung itu dibuatkan rumah tinggal seperti kondominium misalnya , mereka tidak harus tinggal ditempat mereka mengumpulkan barang bekas, seperti yang banyak kita lihat dimerata kota di indonesia.
Singapura adalah salah satu negara “pemulung” di dunia, dulu sebelum ada PT IBL yang dikelola oleh Dorlan Naibaho , kertas bekas dari Batam di kirim ke Singapura, apalagi plastik paling laku disana, apa yang tidak ditampung oleh Singapura barang-barang bekas dari Batam seperti besi scrap, eeee koruptor bekas pun mereka pulung tetapi pemulung-pemulung di Singapura tidak harus tinggal di tempat barang yang dipulungnya.
Kita tidak tahu mana pemulung benaran mana pemulung yang menyaru, nah pemulung yang menyaru ini yang suka mengambilin cangkul apa saja yang ada terletak dihalaman rumah, mengambilin besi -besi yang masih dipakai, membongkarin papan tanda dan larangan, papan reklame, mengambilin bilboard , tutup-tutup parit.
PARIWISATA
Faktor keamanan menurut teman saya di Thailand memegang peranan utama dalam dunia pariwisata, sebijak apa dan sepiawi apapun seorang mengemas paket-paket pariwisata, faktor keamanan dan kenyamanan termasuk yang utama. (bukannya PSK) hotel dan makanan tidak jauh berbeda harga di Batam ataupun di Indonesia dengan di Thailand.
Indonesia jauh dibawah Laos kunjungan wisatanya, Batam daerah ketiga terbesar setelah Bali dan Jakarta kunjungan wisata manca negaranya, siapakah yang datang ke Batam dari negara mana yang terbanyak apa kerja mereka di Batam, tanyalah kepada orang-orang Singapura dan Malaysia , apa yang dicari mereka di Batam. Apa yang murah. sederet pertanyaan lagi pak Gubernur.
Di Laos turis - turis dari manca negara hanya duduk-duduk berjam-jam lamanya dipinggiran memandangi sungai Mekong yang keruh itu, tidak ada teriakan bising seperti dipelabuhan telaga punggur dan sekupang sana.
Kemarin terungkap Batam tempat peracikan terbesar sabu-sabu, kasus ini belum selesai lagi, barang bukti digondol orang dari tempat penyimpanannya, kemarin terbetik berita Batam tempat penampungan terbesar mobil curian dari negara tetangga, mobil-mobil mewah itu berseliweran di jalalan Batam, konon katanya bebas bea masuk untuk mobil dari luar sana akan diterapkan kembali, alangkah enaknya toke-toke itu, seharusnya dikenakan pajak yang besar untuk mobil-mobil mewah itu agar ada dana untuk menambal sulam jalanan yang sudah berkubang kerbau itu pak Gubernur . Tahukah pak Gubernur kubangan kerbau? pergilah ke kampung halaman Ibu Aida Ismet Abdullah Nasution di Tapanuli Selatan sana. Masih banyak kerbau di sana berkubang begitulah keadaan jalalan di Batam.
Dulu alasan pajak kenderaan selagi plat nomornya BM “diambil” Pekanbaru karena kita belum lagi “merdeka’ menentukan kebijakan pajak kenderaanya, sekarangkan sudah menjadi provinsi sendiri. Kemana lagi pajak kenderaan bermotor itu dipakai?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar